Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meski Potensial "Default", Jababeka Jamin Progres Proyek Tak Terganggu

Risiko ini muncul sebagai akibat dari perubahan anggota direksi dan anggota dewan komisaris perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai usulan dari PT Imakota Investido yang merupakan pemegang saham perseroan sebanyak 6,387 persen dan Islamic Development Bank yang memiliki 10, 841 persen.

Kondisi default tersebut mengakibatkan KIJA atau anak-anak perusahaannya menjadi berpotensi dalam keadaan lalai pula terhadap masing-masing kreditur lain. 

Sementara posisi kas dan setara kas Jababeka pada akhir Maret lalu sebesar Rp 873,89 miliar. 

Perubahan syarat dan kondisi surat utang ini terjadi setelah adanya perubahan susunan anggota direksi dan anggota dewan komisaris.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Jababeka pada 26 Juni 2019 lalu menyetujui pengangkatan Sugiharto sebagai direktur utama dan Aries Liman sebagai komisaris Jababeka dengan jumlah suara setuju 52,12 persen.

Terkait potensi default ini, bagaimana kemudian kelanjutan proyek-proyek yang kini tengah dikembangkan oleh KIJA?

Sekretaris Perusahaan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk Mujadi Suganda memastikan dan menjamin proyek-proyek yang tengah dikembangkan atau dalam proses konstruksi di Jababeka City, terus berlanjut.

Dia melanjutkan, KIJA tetap memegang komitmen, apa pun yang terjadi, proyek-proyek tersebut harus selesai tepat waktu demi memenuhi harapan konsumen. 

"Default ini kan baru potensi, dan kami telah melakukan keterbukaan. Dulu waktu krisis 1998 juga kami tetap mampu menyelesaikan sejumlah proyek yang saat itu tengah dibangun," tutur Mujadi kepada Kompas.com, Selasa (9/7/2019).

Apartemen yang meliputi 406 unit ini dijadwalkan serah terima kepada konsumen pada kuartal keempat 2019.

Demikian halnya dengan Kawana Golf Residence yang sudah terjual habis dengan posisi harga aktual di atas Rp 1 miliar per unit. 

Berikutnya adalah proyek mixed use development  Mayfair Estates & Parklands yang dirancang seluas total 12 hektar dan merupakan kolaborasi antara KIJA dengan PT Plaza Indonesia Realty Tbk.

Proyek ini merangkum pusat belanja, dua hotel berklasifikasi bintang lima, kapel pernikahan, ruang konvensi, apartemen servis, 9 menara apartemen strata, dan gedung perkantoran.

Pembangunan Mayfair Estates & Parklands sendiri terdiri atas empat tahap. Untuk tahap pertama dari pembangunan hotel berbintang 5 bertaraf international, apartemen servis, pusat belanja, apartemen strata, dan pusat konvensi.

Total luas bangunan mencapai 171.000 meter persegi, termasuk 4 lantai ruang bawah tanah. Pusat belanjanya direncanakan terdiri atas 4 lantai dengan luas bangunan sewa 55.685 meter persegi.

"Meski saya tidak terlalu intens mengikuti, namun konstruksinya cukup progresif," sebut Muljadi. 

Proyek anyar

Sementara pada Semester II-2019, lanjut Muljadi, KIJA akan melansir beberapa proyek anyar yang mencakup residensial tapak dan vertikal, serta komersial.

Satu di antaranya berkonsep golf residence yang tepat berada atau menghadap lapangan golf Jababeka yakni Kawana 2.

"Kawana 2 merupakan pengembangan dari tahap I. Kami mematok harga di atas Kawana 1," kata Muljadi.

Kawana Gold Residence merupakan proyek kolaboratif antara PT Jababeka Residence (anak usaha KIJA) dengan Creed Goup, pengembang asal Jepang.

Berikutnya adalah proyek-proyek perumahan tapak dan beberapa ruko komersial yang hingga saat ini masih dalam tahap finalisasi desain.

"Terkait jumlah unit, harga, nama proyek, dan juga desain masih belum bisa kami sebutkan. karena sangat bergantung pada demand yang ada," imbuh Muljadi.

Adapun untuk kawasan industri, baik di Jababeka City maupun di Kendal, Jawa Tengah, menurut Muljadi menunjukkan progres positif. 

Di Jababeka City, saat ini terdapat lebih 1.500 penyewa lahan industri dan pergudangan, menyisakan sekitar 600 hektar lahan industri.

Luas lahan yang sama tersisa untuk lahan residensial dan komersial yang akan dimanfaatkan dengan membangun properti sesuai demand pasar.

Sedangkan lahan industri di Kendal Industrial Park di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yang merupakan kerja sama dengan Sembawang Corporation Singapura, telah terserap sekitar 60 hektar-70 hektar dari total 800 hektar Tahap pertama.

Banyaknya minat perusahaan domestik dan asing, terutama dari China yang sudah masuk daftar tunggu, membuat harga lahan di Kendal Industrial Park berada pada posisi sekitar Rp 1,5 juta per meter persegi.

Sementara, secara umum, KIJA menargetkan marketing sales tahun ini senilai Rp 1,6 triliun. Kuartal I-2019, marketing sales yang telah terbukukan sebesar Rp 221 miliar.

Dengan melansir sejumlah proyek baru tersebut, Muljadi optimistis target marketing sales akan tercapai.

Terlebih stabilitas politik dan pemerintahan baru sudah pasti akan terbentuk pada 20 Oktober mendatang.

"Properti akan kembali naik," kata dia.

https://properti.kompas.com/read/2019/07/09/210428021/meski-potensial-default-jababeka-jamin-progres-proyek-tak-terganggu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke