JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, turut mendorong tingkat hunian apartemen sewa di Surabaya.
Kendati demikian, hal tersebut tidak serta merta ikut mendorong kinerja tarif lantaran pasokannya masih cukup besar.
Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengungkapkan, secara keseluruhan tingkat okupansi apartemen sewa pada semester I-2019 meningkat 4,3 persen menjadi 50,5 persen dibandingkan semester II-2018.
"Peningkatan ini didorong aktivitas ekspatriat yang bekerja di kawasan industri di Mojokerto dan Gresik. Adanya pembangunan smelter, yang diperkirakan rampung pada 2022, turut memberikan kontribusi terhadap okupansi," kata Ferry di Jakarta, pekan lalu.
Pada semester ini, Surabaya memiliki tambahan 805 unit apartemen sewa baru, sebanyak 77,3 persen di antaranya berada di wilayah barat. Sedangkan 32,7 persen sisanya tersebar di wilayah pusat, utara, dan timur Surabaya.
Adapun tarif sewa apartemen di sana tercatat Rp 302.820 per meter persegi per bulan. Tarif tersebut hanya terpaut 0,6 persen lebih tinggi bila dibandingkan semester sebelumnya.
Meski demikian, Ferry meyakini, pangsa pasar apartemen sewa di wilayah ini akan semakin membaik seiring dengan adanya pembangunan dan pengoperasian smelter untuk jangka panjang.
"Kami prediksi tingkat hunian akan bergerak di level 60-65 persen hingga 2023, dan untuk harga sewa akan naik berkisar 1-2 persen," imbuh dia.
https://properti.kompas.com/read/2019/07/08/210000821/ada-smelter-freeport-pasar-apartemen-sewa-surabaya-meningkat