Perolehan tersebut disumbang dari sektor infrastruktur dan ritel, di mana volume penjualan semen mengalami kenaikan 9 persen menjadi 10,6 juta ton.
Kemudian unit bisnis agregat dan beton jadi, mencatatkan pertumbuhan 39 persen dari Rp 143,87 miliar menjadi Rp 199,85 miliar.
"Layanan konstruksi lainnya tumbuh dari Rp 385,61 miliar menjadi Rp 406,19 miliar," ujar Corporate Communication Manager SBI Diah Sasanawati dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (26/6/2019).
Selain itu, persaingan yang berujung pada tekanan harga berimbas pada EBITDA perseroan yang mengalami penurunan dari Rp 1,259 triliun menjadi Rp 1,075 triliun.
Perusahaan juga mencatat pendapatan selama kuartal I-2019, mengalami penurunan menjadi Rp 2,179 trilun dari Rp 2,2 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Sementara laba kotor perusahaan tercatat sebesar Rp 431 miliar serta laba sebelum bungan dan pajak penghasilan sebesar Rp 228 miliar.
Lebih lanjut, PT SBI mengalami penurunan volume penjualan domestik sebesar 2.85 persen dari pencapaian tahun 2018 sebesar 4,04 juta ton menjadi 3,92 juta ton.
Proyeksi bisnis semen hingga Mei 2019 masih mengalami pasang surut yang mengakibatkan terhambatnya laju pertumbuhan volume penjualan dari target yang diharapkan.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) bahkan mencatatkan penurunan volume penjualan semen sebesar 3,68 persen, dari pencapaian tahun 2018 sebesar 26.3 juta ton menjadi 25.75 juta ton.
Sementara total ekspor tumbuh 21,03 persen dibandingkan 2018, dari 2,06 juta ton menjadi 2,49 juta ton.
https://properti.kompas.com/read/2019/06/26/184911221/solusi-bangun-indonesia-bukukan-pendapatan-rp-10378-triliun