Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai Puncak Arus Balik di Tol Trans-Jawa

Saat itu, jumlah kendaraan yang berasal dari kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang melintasi Tol Trans-Jawa, akan mencapai angka sekitar 90.000 hingga 100.000 unit.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit menuturkan hal itu kepada Tim Merapah Trans-Jawa 4.0 Kompas.com, Kamis (6/6/2019).

"Puncak lalu lintas arus balik ini akan melebihi puncak arus mudik yang terjadi pada Jumat 31 Mei 2019 sebanyak 88.000 kendaraan," ujar Danang.

Oleh karena itu, BPJT dan pihak terkait akan mempersiapkan skenario khusus saat puncak arus balik nanti.

Di antaranya adalah skenario penerapan rekayasa lalu lintas satu arah atau one way, yang diterapkan mulai dari KM 414 Gerbang Tol (GT) Kalikangkung Tol Batang-Semarang hingga KM 70 GT Cikampek Utama Tol Jakarta-Cikampek.

Selain one way, akan diberlakukan juga rekayasa lalu lintas contra flow. Hal ini disesuaikan dengan dinamika kondisi lalu lintas di lapangan. 

BUJT yang terdampak kebijakan ini yakni PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR), PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR), PT Semesta Marga Raya (SMR), PT Lintas Marga Sedaya (LMS), dan PT Jasamarga Cabang Jakarta Cikampek, diminta untuk lebih mempersiapkan diri terutama perambuan, rubber cone, guide post, dan petugas layanan jalan tol, untuk terpasang atau tersedia sebelum Jumat (7/6/2019).

Titik Lelah

Sementara, Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang Arie Irianto menambahkan, GT Kalikangkung merupakan titik krusial dan titik lelah perjalanan bagi para pemudik dari arah barat (Merak, Jakarta, dan sekitarnya) dan arah timur (Surabaya dan sekitarnya).

"Rekayasa one way sering disikapi sebagai ajang untuk memacu kendaraan secara maksimal. Padahal, di sisi lain, kondisi fisik pemudik yang bersangkutan sudah mencapai titik lelah. Hal ini yang sangat membahayakan," papar Arie.

Arie mencatat, dari total tujuh kasus kecelakaan lalu lintas di Tol Semarang-Batang selama arus mudik, enam di antaranya dipicu oleh kelelahan (unsafe act) yang merenggut satu korban meninggal dunia. Sementara hanya satu kasus karena pecah ban.

"Hal ini membuktikan bahwa kondisi lelah sangat rawan untuk dipaksakan melanjutkan perjalanan. Kami mengimbau sebaiknya pengemudi atau pemudik beristirahat setiap 4 hingga 5 jam berkendaran," imbuh Arie. 

Dia memprediksi, sekitar 45.000 hingga 47.000 kendaraan akan melintasi GT Kalikangkung pada puncak arus balik, Sabtu 8 Juni nanti atau H+2 Lebaran.

Sedangkan angka kumulasi diperkirakan mencapai 220.000 kendaraan. Jumlah ini, menurut Arie, lebih sedikit dibanding puncak arus mudik yang mencapai 309.000 kendaraan dari prediksi 286.000 kendaraan.

Namun begitu, Arie optimistis, kendati tidak sepanjang masa libur mudik, masa balik akan terdistribusi dalam rentang waktu tanggal 7, 8, 9, dan 10 Juni 2019.

"Ada waktu empat hari bagi para pemudik untuk kembali ke Jakarta atau kota-kota lainnya di wilayah barat Jawa," terang Arie.

Guna mengantisipasi lonjakan kendaraan, Arie dan tim telah menyiapkan pembukaan 16 gardu di GT Kalikangkung. Termasuk gardu satelit dan reversible.

Selain itu, mereka juga menambah dan memperbaiki perambuan untuk keamanan dan keselamatan berkendara, personel yang bertugas dengan total 269 orang yang terbagi dalam tiga shift, dan menyiapkan rest area.

Khusus persiapan rest area, Arie mengatakan, PT Jasamarga Semarang Batang telah menyiapkan empat rest area, masing-masing di KM 389 A, KM 391 B, KM 379 A dan KM 360 A.


https://properti.kompas.com/read/2019/06/06/231516721/waspadai-puncak-arus-balik-di-tol-trans-jawa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke