Jalur Pantura justru menjadi alternatif kala kondisi lalu lintas di Jalan Tol Trans-Jawa padat merayap, atau bahkan tak bergerak.
Tak keliru jika Jalan Tol Trans-Jawa yang menghubungkan Merak di Banten hingga Probolinggo di Jawa Timur "berhasil" merebut peran Jalur Pantura sebagai akses favorit yang menawarkan kecepatan, efeisiensi waktu, tenaga, dan juga uang.
Hal ini terlihat dari data beberapa badan usaha jalan tol (BUJT) yang menyebutkan jumlah kendaraan di atas prediksi dengan lonjakan signifikan.
Contohnya di Ruas Tol Tangerang-Merak. CEO Toll Road Business Astra Infra Krist Ade Sudiyono mengatakan, sebanyak 800.000 kendaraan telah melintas ruas tol Tangerang-Merak.
Sementara volume kendaraan yang melintasi GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek, mencapai 57.405 unit, hanya pada H-7 Lebaran, Rabu (29/5/2019). Jumlah tersebut melonjak 144,44 persen dari lalu lintas harian normal.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk memprediksi volume kendaraan akan terus meningkat pada hari-hari berikutnya, menjadi sebanyak 74.496 kendaraan, atau meningkat 159,7 persen dari volume lalin normal, 28.689 kendaraan.
Demikian pula yang terjadi di ruas-ruas tol lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Volume kendaraan yang masuk ke Jawa Tengah meningkat sebesar 81.460 atau sebesar 234 persen dari Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) 24.352 kendaraan.
Sementara sehari setelahnya, peningkatan jumlah kendaraan tercatat sebanyak 49.625 kendaraan atau 292 persen dari LHR normal 12.653 kendaraan.
Ada pun Jalan Tol Surabaya-Mojokerto mengalami peningkatan volume kendaraan sebesar 48 persen menjadi 40.500 unit dari Lalu lintas Harian Rata-Rata (LHR) 27.600 kendaraan per hari
Dengan posisi "terbalik" seperti ini, mudik melalui Jalur Pantura justru menjadi pilihan menarik, untuk tidak dikatakan cerdik.
Sebagaimana dikatakan Kaba Ops Polres Semarang Komisaris Polisi M Aslam kepada Tim Merapah Trans-Jawa 4.0 Kompas.com, Jumat (31/5/2019).
"Terlebih kepolisian telah mempersiapkan dan menyediakan perangkat untuk pengamanan mudik melalui Pospam-Pospam di beberapa titik strategis," kata Aslam.
Jalur Pantura menajdi lebih lengang, lanjut Aslam, sebagai dampak pemberlakuan sistem lalu lintas satu arah atau one way di Tol Trans-Jawa pada jam-jam tertentu.
Selain itu, imbuh dia, kondisi fisik Jalur Pantura lebih baik, tak kalah mulus dengan Tol Trans-Jawa.
"Perlintasan sebidang juga tidak sebanyak dulu, karena pemerintah telah membangun beberapa fly over, guna mengurai kemacetan. Secara umum, Jalur Pantura sangat layak digunakan sebagai jalur mudik," tutur Aslam.
Dia pun tak segan merekomendasikan pemudik yang terjebak kepadatan atau kemacetan di Tol Trans-Jawa untuk mengalihkan kemudinya melalui exit toll terdekat dan melanjutkan perjalanan melalui Jalur Pantura.
https://properti.kompas.com/read/2019/06/01/060000321/tol-trans-jawa-padat-pemudik-disarankan-beralih-ke-jalur-pantura