Pasalnya, pendapatan yang mereka peroleh tak hanya berasal dari tarif tol, juga non-tarif tol. Terutama dalam bentuk penyewaan ruang di rest area atau tempat istirahat,
Menurut Direktur Utama TMJ David Wijayatno, seluruh rest area di jalan tol sepanjang 72,64 kilometer penuh terisi.
Berbagai peritel dengan bisnis aneka ragam, membuka gerainya di sini. Sebut saja, Starbucks, Indomaret, Telkomsel, Alfamart, Tong Djie, Diler Mitsubishi, dan lain-lain.
"Kami memiliki tempat istirahat di KM 429 A, KM 456 A, dan KM 487 A. Yang terbesar ada di KM 429 A. Seluruhnya penuh terisi," kata David menjawab Tim Merapah Trans-Jawa 4.0 Kompas.com, Jumat (31/5/2019).
Khusus rest area di KM 429 A, David melanjutkan, TMJ menggandeng PT Lingga Jati sebagai pengelola sekaligus pemilik konsesi penyewaan area ritel.
"Kerja sama ini berlangsung dalam kurun waktu tertentu, sekitar 5 tahun. Setelah itu, kami evaluasi kembali," imbuh David.
Dari informasi yang dihimpun di lapangan, untuk membuka satu gerai di KM 429 A, biaya sewa yang harus dikeluarkan mencapai puluhan juta rupiah.
Diler Toyota Nasmoco Kaligawe yang membuka posko mudik, contohnya. Menurut Assistant Service Section Head GRP Bayu Prasetya, Nasmoco Kaligawe membayar Rp 61 juta per 12 hari masa mudik dan balik Lebaran 2019.
"Angka ini melonjak dua kali lipat dibanding tahun lalu sekitar Rp 30 jutaan. Tarif sewa ini sudah termasuk aliran listrik," kata Bayu.
Menurut Bayu, biaya sewa di rest area Tol Semarang-Solo relatif mahal, namun hal itu sesuai dengan citra positif yang didapat.
Catatan tahun lalu, misalnya. Nasmoco Kaligawe dipercaya menangani 196 unit. Tahun 2019, Bayu memperkirakan jumlah mobil yang tertangani 10 persen lebih tinggi.
Mengenai harga sewa yang relatif tinggi, David mengatakan, besarannya ditentukan oleh investor pemegang konsesi.
"Itu ditentukan PT Lingga Jati," tuntas dia.
https://properti.kompas.com/read/2019/05/31/221135121/tarif-sewa-puluhan-juta-rupiah-rest-area-km-429-a-terisi-penuh