Kemudahan informasi yang didapatkan lewat internet banyak memberikan pengaruh bahkan pada orang-orang awam untuk memahami konsep desain.
Principal dari US&P Architects, Her Pramtama mengatakan desain bangunan rumah ibadah khususnya masjid sudah berkembang dan berinovasi.
"Di Indonesia mulai banyak masjid dengan desain out of the box," ujar Her kepada Kompas.com, Rabu (8/5/2019).
Masyarakat saat ini sudah dapat menyaksikan desain dengan konsep kubah atau dengan dua atau empat menara.
Her mengatakan, desain arsitektur masjid juga terus berkembang dan tidak melulu mengikuti gaya ala Maroko.
Menurutnya saat ini desain masjid di Indonesia mulai memasuki periode baru dan semakin terbuka terhadap pemikiran-pemikiran baru.
Salah satu penyebabnya adalah keterbukaan informasi karena akses internet yang semakin mudah.
Pasca 2005 di mana internet mulai masif, membuat publikasi arsitektur masjid dari luar negeri mulai banyak ditemui.
Dengan demikian, saat berhubungan dengan para pemeri tugas seperti ulama atau ustadz maupun pemilik bangunan, ide dan desain baru dapat lebih mudah diterima.
Salah satunya adalah desain bangunan yang tidak menggunakan kubah dan interior yang semakin modern.
Meski begitu, Her mengatakan tidak sedikit pula yang masih mempertahankan gaya dan konsep bangunan masjid tradisional.
Saat ini dalam merancang masjid, salah satu tantangannya adalah bagaimana mendesain bangunan tanpa minaret, karena selama ini belum banyak arsitek yang mengaplikasikan konsep tersebut.
"Pakai minaret, saya masih belum coba, sebenarnya kalau dari masjid sendiri sudah tampil rasanya minaret tidak dibutuhkan," imbuh Her.
Namun di Indonesia sendiri, Her mengatakan, banyak masjid yang dirancang tanpa kubah dan minaret.
"Misalnya masjid tulang bawang di lampung arsiteknya Andra Matin, itu enggak pakai minaret, jadi ikonnya justru dari bangunannya menjulang sampai atas," pungkas dia.
https://properti.kompas.com/read/2019/05/17/124922121/desain-masjid-indonesia-terkini-lebih-out-of-the-box