Menurut History, pembukaan terowongan ini menandai terhubungnya Inggris dengan daratan Eropa sejak Zaman Es.
Tak hanya melewati dan membelah pegunungan, terowongan ini dibangun melewati dasar laut yang terhubung di antara dua pulau terpisah.
Terowongan yang dibangun sepanjang 50,45 kilometer tersebut menghubungkan wilayah Folkstone di Inggris dengan Sangatte di Perancis.
Melansir The Telegraph, terowongan ini dibangun dengan kedalaman rata-rata mencapai 50 meter di bawah dasar laut dengan titik terendah berada di 5 meter di bawah dasar laut.
Di dalamnya terdapat tiga buah terowongan yang digunakan untuk kereta dan mobil. Sedangkan satu terowongan lainnya digunakan untuk keadaan darurat.
Terowongan Channel memangkas waktu perjalanan antara Inggris dan Perancis menjadi 35 menit serta London dan Paris menjadi hanya 2,5 jam.
Selain itu, setiap harinya, terdapat 60.000 penumpang melewati terowongan bersama dengan 4.600 truk, 140 pelatih, dan 7.300 mobil.
Sejarah panjang pembangunan terowongan
Keberadaan terowongan yang melintasi selat pertama ini telah melalui perjalanan panjang. Sejarah mencatat pada tahun 1802, Insinyur Napoleon, Albert Mathieu mengemukakan rencana untuk membuat terowongan di Selat Channel di antara dua negara.
Mathieu mengatakan terowongan tersebut didesain dengan cerobong asap atau ventilasi yang membentang di atas ombak.
Selain itu, Matheu juga membayangkan, terowongan tersebut akan diterangi dengan penerangan dari lampu minyak, kereta kuda, serta sebuah pulau buatan yang diposisikan di tengah selat untuk mengganti kuda.
Dokumen New York Times yang terbit pada 7 Agustus 1866 menyebutkan, setelah itu Aimé Thomé de Gamond melakukan survei geologis dan hidrografi pertama. Dia lalu membuat beberapa skema pembangunan terowongan.
Gagasan lain juga muncul dari pihak Inggris. Pada tahun 1865, George Ward Hunt mengusulkan gagasan tentang terowongan.
Gagasan lainnya muncul pada 1866 di mana William Low dan Sir John Hawkshaw mempromosikan ide pembangunan. Namun sayang, ide tersebut hanya sampai di studi geologi awal, selebihnya tidak ada yang dilaksanakan.
Setelah berbagai ide dan gagasan muncul, sebuah protokol antara kedua negara dibentuk pada 1876 untuk pembangunan terowongan kereta api.
Pada 1881, pengusaha kereta api asal Inggris Sir Edward Watkin dan kontraktor asal Perancis Alexandre Lavalley melakukan eksplorasi di kedua sisi saluran.
Di sisi Inggris, mesin bor Beaumont-English berdiameter 2,13 meter ditempatkan untuk menggali terowongan sepanjang 1,89 kilometer dari Shakespeare Cliff.
Sementara dari sisi Perancis, mesin serupa ditempatkan untuk melakukan penggalian sepanjang 1,66 kilometer dari Sangatte.
Namun sayang, proyek kerja sama ini dihentikan pada Mei 1882 akibat dari kampanye politik yang menganggap keberadaan terowongan akan membahayakan pertahanan nasional Inggris.
Setelah itu, ide lain muncul pada 1919. Dilansir dari The Telegraph, David Lloyd George mengemukakan gagasan tersebut saat Paris Peace Conference.
Dia mengatakan, keberadaan terowongan justru akan membuat Inggris dapat bertahan melawan serangan Jerman lainnya.
Terowongan ini mangkrak hingga pada tahun 1958 sisa-sisa pekerjaan tahun 1881 dibersihkan dalam persiapan untuk survei geologis yang dilakukan Channel Tunnel Study Group.
Meskipun kedua negara sepakat untuk membangun terowongan pada tahun 1964, studi awal fase 1 dan penandatanganan perjanjian kedua yang mencakup fase 2 memakan waktu hingga tahun 1973.
Selama pengerjaan sebanyak 11 mesin bor digunakan untuk menggali terowongan. Bersama-sama, mesin tersebut menggali sebanyak 12.000 ton tanah dan masing-masing sepanjang dua lapangan sepakbola.
Tanah yang dibor dari pihak Inggris tetap terkubur di bawah selat, sementara lainnya dijual di situs jual-beli eBay pada tahun 2004.
https://properti.kompas.com/read/2019/05/06/143000421/hari-ini-25-tahun-lalu-daratan-inggris-dan-eropa-terhubung