Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Restorasi Notre Dame, Macron Diminta Dengarkan Ahli

KOMPAS.com - Lebih dari 1.000 arsitek dan pakar sejarah meminta Presiden Perancis, Emmanuel Macron, mempertimbangkan kembali rencana percepatan pemulihan menara Katedral Notre Dame sebelum Olimpiade 2024.

Mantan Direktur Museum Seni Metropolitan Philippe de Montebello adalah satu dari 1.170 ahli yang telah menandatangani petisi yang menyerukan agar rekonstruksi menara tidak dilaksanakan secara tergesa-gesa.

"Mari kita luangkan waktu untuk menemukan jalan yang benar dan kemudian, ya, tentukan tenggat waktu yang ambisius untuk pemulihan," demikian petisi tersebut.

"Janganlah kita menghapus kerumitan pemikiran yang harus mengelilingi situs ini di belakang tampilan efisiensi," imbuh petisi itu.

Surat kabar Perancis, Le Figaro, bahkan menerbitkan surat terbuka kepada Presiden yang ditandatangani oleh pakar arsitektur, seni, dan benda peninggalan, termasuk Presiden Asosiasi Arsitek Rémi Desalbres dan Administrator Umum Museum Louvre, Wanda Diebolt.

Setelah Notre Dame mengalami kebakaran serius bulan lalu, yang menyebabkan puncak menara runtuh bersama dengan sebagian besar atapnya, dalam sebuah wawancara Macron berjanji akan memulihkan katedral hanya dalam kurun lima tahun.

Harus dengarkan pendapat ahli

Di dalam petisi yang turut ditandatangani oleh para pakar arsitektur abad pertengahan itu, para pakar berharap agar Macron dapat mendengarkan pendapat para ahli.

Rekonstruksi Notre Dame dinilai bukan hanya bicara soal kecepatan. Lebih dari itu, ini merupakan sebuah maha karya besar yang sensitif, sehingga memerlukan kajian yang cukup sebelum memulainya.

"Mari kita luangkan waktu untuk mendiagnosis. Eksekutif tidak dapat melakukannya tanpa mendengarkan para ahli," bunyi petisi tersebut.

"Sumber daya Prancis dan internasional ini menempatkan peluang terbaik di pihak Prancis untuk mengembalikan Notre Dame de Paris dalam martabat simbolisnya. Mari kita dengarkan mereka. Mari percayai mereka, percayai mereka, tanpa penundaan tetapi tanpa tergesa-gesa," imbuh petisi itu.

Kompetisi sebelumnya digagas Macron dengan cara mengundang para arsitek internasional untuk memperbaiki kondisi menara Notre Dame yang sebelumnya hangus terbakar.

Adapun bagian menara yang terbakar adalah buah karya arsitek Prancis, Eugène Viollet le Duc, pada abad ke-19 lalu.

Kompetisi itulah yang kemudian mendorong para arsitek dari seluruh dunia untuk merilis rendering visualisasi atas gagasan mereka terhadap bentuk menara baru.

Jangan jadi pertarungan arsitektur

Proses restorasi Notre Dame diharapkan tidak hanya berbicara mengenai kemegahan gagasan arsitektur semata.

Lebih dari itu, restorasi harus mampu memberikan prioritas terhadap pelestarian tengara itu sendiri.

"Sepanjang sejarah ini, Prancis telah lama memainkan peran utama, mengandalkan lembaga spesialis perlindungan pelatihan yang unggul, diakui secara internasional dan menarik siswa dari seluruh dunia," bunyi petisi tersebut.

"Sayangnya, keunggulan ini juga agak dilupakan oleh pemerintah sebelumnya," imbuh petisi.

Sebelum kebakaran, Notre Dame telah menjalani pekerjaan pemulihan yang mendesak, yang mungkin secara tidak sengaja menyebabkan kebakaran.

Pada 2017 muncul seruan dari pihak yang mengatasnamakan diri sebagai Friends of Notre Dame, untuk mencoba mengumpulkan dana 1 juta Euro atau ekuivalen Rp 15,8 milar untuk memulihkan penopang dan menara terbang katedral gothic yang runtuh.

Sekarang, lebih dari 1 miliar Euro atau setara Rp 15,8 triliun telah disumbangkan untuk mendukung proyek restorasi, yang sebagian besar uang tersebut berasal dari milarder Prancis.

https://properti.kompas.com/read/2019/05/04/162423721/restorasi-notre-dame-macron-diminta-dengarkan-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke