Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lagi, Rumah 3D Dibangun, Kali Ini Bermaterialkan Sekam

Adapun material yang digunakan dalam mendirikan rumah dengan teknik pencetakan 3D tersebut biasanya bertujuan untuk mengurangi biaya, sehingga harga perumahan jauh lebih terjangkau.

Beberapa proyek pembangunan rumah 3D sebelumnya pernah dilakukan dan diuji coba, antara lain 3D Housing 05 yang dipamerkan pada ajang Milan Design Week 2018. 

Robot ini dapat mencetak satu buah sisi dinding hanya dalam waktu 60 menit hingga 90 menit.

Sementara perusahaan asal China, HuaSeheng Tengda mendirikan rumah dua lantai dengan teknologi ini. Rumah tersebut bahkan diklaim tahan gempa hingga 8 skala richter. 

Pembangunan rumah ini tidak dilakukan secara langsung. Namun beberapa bagian rumah dicetak secara terpisah. Potongan-potongan tersebut kemudian dirakit hingga berbentuk rumah. 

Tak hanya rumah, barak tentara Amerika Serikat juga dibangun dengan teknologi ini. Dengan mesin pencetak dan perangkat khusus, barak dengan tersebut dibangun hanya dalam waktu 40 jam.

Biasanya, untuk membangun sebuah barak di hutan membutuhkan waktu sekitar lima hari dengan 10 orang personil.

Kini, sebuah studio dari Italia, WASP, memanfaatkan sekam dan jerami padi untuk membangun rumah dengan teknologi 3D. Studio ini memanfaatkan teknologi tiga dimensi dengan bahan yang lebih murah.

Rumah yang dibangun seluas 29 meter persegi ini membutuhkan proses konstruksi selama 10 hari.

Proyek hunian yang dinamai Gaia House tersebut bertujuan untuk menyediakan contoh bagi pembangunan hunian secara massal.

Gaia House hasil rancangan WASP didesain dengan bentuk lingkaran. Desainnya sendiri dirancang secara komputasi dan dikembangkan oleh tim untuk mengurangi jumlah material yang dibutuhkan.

WASP menggunakan alat pencetak yang dipasang pada crane. Material yang digunakan merupakan campuran dari berbagai bahan dan komposisi antara lain 25 persen tanah, 40 persen jerami padi, 25 persen sekam padi, dan sisanya merupakan kalsium hidroksida.

Sebelum dicampurkan, jerami padi dihancurkan dan dicampur dengan tanah, kalsium hidroksida, dan tanah. Bahan tersebut lalu dimasukkan ke dalam mesin yang akan mencetaknya menjadi lapisan-lapisan dinding.

Adapun bangunan didirikan di atas fondasi beton berbentuk lingkaran. 

Meski menggunakan teknologi pencetakan 3D, namun struktur utama tetap harus ditopang oleh kayu yang berfungsi memberikan kekuatan tambahan saat atap ditambahkan pada struktur.

Sementara untuk interiornya, WASP menggunakan tanah liat yang dicampur dengan minyak dan clay.

Saat ini WASP bekerja sama dengan Institute for Advance Architecture of Catalonia untuk mengembangkan dinding tanah dengan pencetakan 3D.

https://properti.kompas.com/read/2019/04/27/173513921/lagi-rumah-3d-dibangun-kali-ini-bermaterialkan-sekam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke