JAKARTA, KOMPAS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa waktu lalu mengungkapkan, kerugian akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai Rp 100 triliun per tahun.
Prediksi tersebut lebih tinggi dari perkiraan yang disampaikan Presiden Joko Widodo, yang menyebut sekitar Rp 65 triliun kerugian per tahun akibat kemacetan di wilayah megapolitan ini.
Saat ini, pemerintah dan badan usaha jalan tol tengah menggenjot penyelesaian proyek enam ruas Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 sepanjang 109,4 kilometer.
Kehadiran proyek yang terbagi ke dalam enam ruas itu diharapkan dapat menjadi salah satu solusi kemacetan tersebut.
Namun, menurut Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Bernardus Djonoputro, dampak yang ditimbulkan setelah tol ini beroperasi tidak bisa serta merta langsung dirasakan.
"Tidak bisa secara langsung. Karena angkutan barang seperti truk itu masih 80 persen bergerak melewati jalur darat. Mengurangi kemacetan di JORR 1 iya, tapi biaya akibat kemacetan ini hanya akan berkurang sedikit," kata Bernie kepada Kompas.com, Jumat (26/4/2019).
Menurut dia, untuk mengurangi kemacetan perlu alternatif meminimalisasi pertemuan antara kendaraan angkutan logistik dan kendaraan pribadi di jalan tol.
Selama ini, kemacetan di ruas JORR 1 terjadi karena tingginya volume kendaraan berat di ujung ruas tol yang berada di kawasan Tanjung Priok.
Oleh karena itu, Bernie mengatakan, diperlukan alternatif transportasi lain untuk mengangkut logistik yang dibongkar muat di sana.
"Yang harus segera kita lakukan adalah melihat sistem hub and stop kepelabuhanan. Dengan merelokasi bongkar muat di pelabuhan ke dry port yang dihubungkan dengan transportasi logistik berbasis rel," usul dia.
Sistem transportasi berbasis rel sebenarnya sudah ada. Namun, penggunaan dan trasenya masih minim.
Karena itu, diperlukan penambahan trase baru yang memudahkan pergerakan angkutan barang.
Di samping itu, perlu adanya penambahan dry port baru di sejumlah kawasan seperti Tangerang, Bekasi, Purwakarta untuk mengurangi kepadatan yang terjadi saat bongkar muat di Tanjung Priok.
Dengan adanya dry port tersebut, mobilisasi angkutan ke sejumlah daerah pun menjadi semakin lebih mudah dan dapat mengurangi kemacetan yang terjadi.
https://properti.kompas.com/read/2019/04/26/145326321/jorr-2-berdampak-signifikan-jika-trase-logistik-berbasis-rel-ditambah