JAKARTA, KOMPAS.com - Belum genap enam bulan sejak diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kondisi Seksi 3 dan 4 Tol Pejagan-Pemalang telah menuai kritik.
Hal ini menyusul keluhan yang pengguna jalan bebas hambatan tersebut kepada Kompas.com, Minggu (21/4/2019) yang bertepatan dengan hari terakhir libur Paskah.
Menurut Wahyu Adityo Prodjo, warga pengguna tol, kondisi Tempat Istirahat (TI) KM 294 B arah Jakarta, terlihat kumuh.
"Tadi sekitar 12.30-13.00 WIB. Itu pengendara yang duduk di sana sampai duduk di bawah, pada bawa bekel. Mobil juga ramai," ungkapnya.
Sementara dari dua unit wastafel, satu di antaranya mati dan dalam kondisi disumbat dengan kain. Kalau pun ada yang hidup, air yang mengalir cukup kecil.
"Kotor. Untuk laki-laki saja ya, ini enggak baik. Kata penjaga warung yang ada di sana, air di toilet itu sudah seperti itu sejak kemarin (Sabtu). Kadang nyala, kadang mati," ungkapnya.
Di samping kondisi toilet yang buruk, Wahyu menyebut, ada pihak yang secara sengaja meletakkan selembar handuk kecil dengan tumpukan uang di atasnya.
Kendati demikian, ia tak melihat adanya petugas yang menarik bayaran kepada pengunjung yang menggunakan toilet.
Hanya, beberapa pengunjung yang melihat hal tersebut, secara otomatis turut meletakkan sejumlah uang sesaat sebelum meninggalkan kamar kecil.
"Yang saya lihat enggak ada proses minta uangnya, tapi dia menaruh uang itu di dekat wastafel. Jadi enggak secara eksplisit minta Rp 2.000," kata Wahyu.
Adapun di kamar kecil perempuan, antrean cukup panjang terlihat di depan pintu masuk. Padahal, saat ini bukanlah musim sibuk layaknya Lebaran.
"Sekitar 4-5 meteran antreannya," kata Wahyu.
Hal lain yang juga menjadi sorotan Wahyu adalah persoalan kebersihan. Menurut dia, banyak sampah berserakan dimana-mana.
Mulai dari sampah plastik, botol minum, makanan kemasan, hingga bungkus bekal makanan yang dibawa pengguna jalan tol.
Kondisi tersebut terlihat cukup merata, mulai dari pintu masuk sampai pintu keluar. Bahkan di depan salah satu toko kelontong modern, terdapat tumpukan kardus bekas makanan yang tergeletak begitu saja.
"Dari pantauan saya, tempat sampah itu sedikit. Dari arah tempat makan, itu hanya pakai pengki. Kemudian di depan toilet itu ada, tapi cuma trash bag. Kalau pun ada yang permanen tapi itu kecil banget dan itu rata-rata penuh sampah," tutur dia.
Wahyu pun berharap pengelola dapat membenahi kondisi tersebut. Sebab, keberadaan tempat istirahat merupakan bagian dari pelayanan yang diberikan badan usaha jalan tol, yang dalam hal ini PT Pejagan Pemalang Toll Road, anak usaha PT Waskita Toll Road.
https://properti.kompas.com/read/2019/04/21/182930121/kumuh-tempat-istirahat-km-294-di-tol-pejagan-pemalang