Ia menegaskan, dampak pembangunan tersebut memang tidak bisa serta merta langsung dirasakan masyarakat.
"Infrastruktur yang kita bangun ini nanti akan terhubung dengan kawasan industri, akan terhubung dengan kawasan pariwisata," ucap Jokowi saat debat putaran terakhir Pilpres 2019 di Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
"Enggak mungkin langsung (dirasakan) seperti membalikan tangan kemudian bisa membangun lalu langsung bisa ekspor, tidak. Tentu perlu tahapan-tahapan besar," imbuh dia.
Jokowi menambahkan, pembangunan infrastruktur saat ini merupakan tahapan pertama yang hendak dicapai pemerintah.
Bila nantinya ia kembali terpilih maka akan dilanjutkan dengan pengembangan sumber daya manusia.
"Yang ketiga adalah reformasi struktural, dan keempat urusan teknologi dan informasi. Inilah tahapan besar yang ingin kita kerjakan," imbuh Jokowi.
Sebagai informasi, menurut data dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) yang dikutip Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), pembangunan infrastruktur tidak hanya terfokus di Jawa saja.
Misalnya untuk pembangunan jalan untuk membuka akses dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun jalan Trans-Papua sepanjang 1.066 kilometer yang merupakan proyek strategis nasional (PSN).
Sebagai gambaran umum dari apsek alokasi anggaran, PSN infrastruktur Papua dialokasikan senilai Rp 464 T untuk 12 proyek, dan Sulawesi Rp 308 triliun 27 proyek.
Kemudian Kalimantan sebesar Rp 481 triliun untuk 17 proyek, dan Sumatera alokasinya sebesar Rp 545 triliun untuk 53 proyek.
https://properti.kompas.com/read/2019/04/13/212646721/dampak-pembangunan-infrastruktur-tak-bisa-langsung-dirasakan