Terutama di koridor TB Simatupang, Jakarta Selatan, yang mencatat tingkat hunian sekitar 78 persen pada Kuartal I-2019, setelah mengalami titik terendah pada 2016 hanya 65 persen.
"Ini merupakan kenaikan terbesar sejak titik terendah pada kuartal IV-2016 yang hanya berada di angka sekitar 65 persen," ungkap Head of Research JLL James Taylor, di Jakarta, Jumat (12/4/2019).
Kuartal IV-2017, tingkat hunian di koridor ini naik 5 persen menjadi 70 persen. Kenaikan tingkat hunian terus berlanjut pada kuartal IV-2018 menjadi 75 persen.
Terdapat beberapa perkantoran di Koridor Simatupang yakni, South Quarter, The Sima, Arkadia Tower, Manhattan Square Tower II, Talavera Office Park, dan Plaza Oleos.
Kendati tingkat hunian perkantoran di Koridor Simatupang mengalami kenaikan signifikan secara tahunan, namun pada kuartal awal 2019, perkantoran di wilayah Jakarta Timur justru mencatat okupansi paling tinggi yakni 92 persen.
Diikuti Jakarta Pusat 90 persen, Jakarta Selatan 81 persen, dan Jakarta Barat 76 persen. Sementara okupansi perkantoran di wilayah Jakarta Utara tercatat paling rendah yakni 60 persen.
Secara umum, kinerja penyerapan ruang kantor non-CBD Jakarta pada kuartal I-2019 seluas 40.000 meter persegi. Capaian ini meningkat dari kuartal IV-2018 yang berada di kisaran 15.000 meter persegi.
“Pasar untuk gedung grade B dan C di luar CBD Jakarta relatif bagus. Permintaannya cukup baik, yaitu di angka 40.000 meter persegi,” ucap James.
Suplai perkantoran baru di luar CBD Jakarta berasal dari Park Tower di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat seluas 28.900 meter persegi.
Diperkirakan hingga akhir tahun 2019 akan tersedia ruang baru seluas 311.000 meter persegi yang didapat dari gedung Agung Sedayu Office Tower dan The Kensington Office di Jakarta Utara.
Kemudian Citra Twin Tower 1 dan Midpoint Place di Jakarta Pusat, serta M Ten Office, Sima Tower, One Bel Park, dan Arkadia Tower G di Jakarta Selatan.
https://properti.kompas.com/read/2019/04/12/182017321/sejak-2016-okupansi-perkantoran-di-area-simatupang-naik-signifikan