Menurut Kepala Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Arie Setiadi Moerwanto, terdapat 21.000 unit huntap berupa rumah tapak yang akan dibangun.
"Lokasinya dipilih yang tidak masuk wilayah bencana, yaitu di Talise, Duyu, dan Pombewe," ucap Arie di kantor Kementerian PUPR, Senin (8/4/2019).
Rencananya, lokasi pembangunan huntap di Talise seluas 481,63 hektar, di Duyu seluas 41,65 hektar, dan di Pombewe seluas 362 hektar.
Arie mengungkapkan, lahan untuk pembangunan huntap sudah ada. Kementerian PUPR tinggal membangun rumah dan infrastruktur jalannya.
"Saat ini Kementerian PUPR masih membuat desainnya," kata Arie.
Untuk pengembangan huntap ini, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Huntap dirancang dalam satu tipe yakni 36 meter persegi dan tanah seluas 150 meter persegi. Harga yang ditetapkan Rp 50 juta per unit.
Huntap ini akan dilengkapi dengan sarana air bersih dan sistem pengelolaan air limbah.
Untuk mempercepat pembangunannya, Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi instruksi agar melibatkan pihak swasta dengan porsi 30 persen.
"Pak Wapres mengizinkan penunjukan langsung untuk percepatan huntap ini. Ada yang mau memberikan donasi dari Yayasan Budha Tzu Chi sebanyak 2.000 unit rumah. Ada juga dari yang lain," imbuh Arie.
Dia mengharapkan sekitar setengah dari 21.000 huntap bisa dibangun tahun ini, separuh lainnya diselesaikan tahun depan.
Namun, target waktu penyelesaiannya belum bisa ditentukan karena sekarang masih dalam perencanaan.
https://properti.kompas.com/read/2019/04/08/162719321/libatkan-swasta-pemerintah-bangun-rumah-korban-bencana-sulteng