Direktur Operasi II PT Jasa Marga Tbk Subakti Syukur mengungkapkan hal tersebut menanggapi kemungkinan lonjakan pengguna kendaraan yang melintasi Tol Trans-Jawa akibat peralihan pengguna transportasi penerbangan.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan memprediksi, pertumbuhan jumlah penumpang pesawat pada musim mudik Lebaran tahun ini melambat.
Bila tahun lalu pertumbuhan penumpang domestik dan internasional tumbuh 7 persen, tahun ini diprediksi hanya tumbuh 3,17 persen.
Pelambatan diperkirakan karena telah beroperasinya Tol Trans-Jawa secara penuh yang mendorong masyarakat ingin mencobanya saat pulang kampung.
"Jadi katakan kapasitas itu 100, kami desain saat puncak yang 130.000 (kendaraan) itu 60 persen. Jadi masih ada space 40 persen yang bisa kami tampung," kata Subakti akhir pekan lalu.
Pada hari-hari biasa, gerbang tol dirancang memiliki v/c ratio antara 0,75 hingga 0,8. Namun saat musim lebaran, desain v/c ratio diturunkan agar kendaraan yang melintas dapat lebih lancar.
"Seperti di Semarang waktu tahun kemarin itu kan macet di Manyaran. Kita desain 0,6 lancar kan," kata dia.
Untuk memastikan v/c ratio tetap terjaga, maka diperlukan berbagai pengaturan arus lalu lintas. Termasuk, menjaga pergerakan arus kendaraan dari Jakarta menuju wilayah Jawa.
Pada puncak arus mudik lebaran, diperkirakan tak kurang dari 133.000 kendaraan akan meninggalkan Jakarta.
Dari jumlah tersebut, hampir 60 persen di antaranya menuju ke wilayah pantai utara Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Karena itu diperlukan pengaturan arus kendaraan agar tidak terjadi penumpukkan di ruas tol setelah Cikampek. Sebab, karakteristik jalan tol tersebut adalah dua lajur.
"Kalau di kita kan empat lajur ya, di sananya itu hanya dua lajur seperti di Cipali. Maka kita harus hati-hati, jangan sembarangan melepas," tutup Subakti.
https://properti.kompas.com/read/2019/03/25/115949621/jasa-marga-antisipasi-peralihan-penumpang-pesawat-ke-tol-trans-jawa