JAKARTA, KOMPAS.com - Target yang disasar PT MRT Jakarta saat proyek transportasi berbasis rel beroperasi adalah pengguna kendaraan roda empat.
Menurut Country Director Institute for Transportation and Development (ITDP) Indonesia Yoga Adiwinarto, para penumpang dari kalangan ini tidak tergolong kelompok yang terlalu mempersoalkan besaran tarif.
Ada hal lain yang justru akan menjadi pertimbangan masyarakat kelompok ini dalam beralih dari kendaraan pribadi ke Moda Raya Terpadu (MRT).
"Orang yang naik mobil itu enggak penting harganya berapa. Yang mereka pentingkan itu adalah headway," kata Yoga kepada Kompas.com, Kamis (21/3/2019).
Seperti diketahui, tarif rata-rata MRT yang diusulkan ke DPRD DKI sebesar Rp 10.000, dengan subsidi Rp 21.000.
Hingga kini, belum ada keputusan resmi terkait penetapan tarif MRT meski proyek ini ditargetkan beroperasi pada 24 Maret mendatang.
Yoga menambahkan, dengan headway yang masih berlaku saat ini yaitu kereta tiba di stasiun setiap 10 menit sekali, sulit untuk membuat pengguna mobil pindah ke MRT.
"Karena belum mereka harus nunggu, jalan ke stasiun, terus melakukan perjalanan. Itu tidak akan menarik. Kalau mereka berani 5 menit sekali, baru oke itu," kata dia.
Selain itu, hal yang masih perlu diperbaiki yakni soal keandalan akses menuju lokasi stasiun. Terutama soal transportasi pengumpan, dan akses jalan itu sendiri.
Mulai dari titik awal di Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Sisingamangaraja yang dinilai masih kurang memadai akses penghubungnya.
https://properti.kompas.com/read/2019/03/21/200000121/bidik-pengguna-mobil-mrt-jakarta-harus-pastikan-ketepatan-headway-