Ruas tol yang menjadi bagian dari jaringan Jalan Tol Trans-Sumatera itu terbentang sepanjang 95,8 kilometer.
Salah satu tantangan dalam pembangunan tol tersebut adalah terowongan yang dirancang sepanjang 7 kilometer. Terowongan Ini menembus Pegunungan Bukit Barisan di wilayah Provinsi Bengkulu.
Selain itu, akan dibangun pula jembatan yang membentang di atas lembah dengan ketinggian pilar antara 45 sampai 90 meter.
“Terowongan itu ada di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah. Diperkirakan yang lama pengerjaan terowongan itu. Jadi harus hati-hati karena di sana rawan gempa,” ucap Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S Atmawidjaja kepada Kompas.com, Sabtu (16/3/2019) malam.
Dia mengatakan, pengerjaan terowongan tersebut akan seperti pembangunan terowongan di Pegunungan Alpen yang menghubungkan antara Perancis dan Italia, termasuk juga penggunaan teknologinya.
Namun, pengalaman dan kemampuan yang dimiliki oleh para pekerja di Indonesia, dia optimistis konstruksi terowongan itu bisa berjalan dengan baik.
Optimisme itu juga terlihat dari pengalaman saat pengerjaan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
“Perbandingannya seperti di Pegunungan Alpen dari Perancis ke Italia. Kami optimistis itu bisa dikerjakan dengan baik karena tenaga kerja kita juga enggak kalah dari mereka. Kan sudah pengalaman juga mengerjakan Terowongan Nanjung,” lanjut Endra.
Sebagai informasi, ruas tol ini terdiri dari tiga seksi, yaitu Lubuk Linggau-Kepahiang sepanjang 54,4 kilometer, Kepahiang-Taba Penanjung sepanjang 23,7 kilometer, dan Taba Penanjung-Bengkulu sepanjang 17,6 kilometer. Total biaya investasinya mencapai Rp 33 triliun.
Adapun penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu telah dilakukan oleh Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit dan Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo pada Jumat (15/3/2019) di Balai Raya Semarak, Kota Bengkulu.
Penandatanganan PPJT ini disaksikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Basuki mengatakan, pembangunan Tol Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu merupakan perintah Presiden Joko Widodo untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu yang selama ini tertinggal dibanding provinsi lain di Sumatera.
"Target rampung Maret 2021, saya minta adalah target terlama. Artinya, saya harapkan bisa lebih cepat dari Maret 2021," kata Basuki.
https://properti.kompas.com/read/2019/03/17/070000621/terowongan-tol-bengkulu-dirancang-seperti-di-pegunungan-alpen