VP Information Technology PT Jasa Marga (Persero) Tbk Agus Sofian mengatakan, sistem ini merupakan bentuk inovasi Jasa Marga untuk pengguna jalan tol agar makin puas, aman, dan nyaman.
"Kami mengembangkan teknologi electronic toll collection (ETC) ini dan sekarang masuk tahap single line free flow. Diuji coba mulai awal 2019, dan Maret ini akan dievaluasi dengan tim," ujar Agus saat ditemui di Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Dia menjelaskan, sistem ini dilaksanakan dengan memberi satu identitas berupa stiker yang ditempelkan di mobil.
Stiker ini sudah terintegrasi dengan teknologi radio-frequency identification (RFID) yang selama ini telah diterapkan di negara-negara maju.
Satu teknologi lain yang dipakai, tambahnya, yaitu dedicated short-range communications (DSRC).
"Jadi pengguna jalan tol tidak perlu berhenti dan tapping, tapi bisa lewat lajur khusus yang tersedia, nantinya palang pintu akan terbuka jika saldonya mencukupi," imbuh Agus.
Sekarang ini sedang diuji coba di tiga gerbang tol (GT) di Bali, yakni GT Benoa, GT Nusa Dua, dan GT Bandara.
Jika pengguna jalan tol melintasi lajur khusus tersebut, tidak ada gardu atau gerbang tol yang dilewati, tetapi diganti dengan gate entry.
Di gerbang ini terdapat sensor antena dan bisa mendeteksi mobil yang lewat jika sudah terintegrasi dengan RFID atau DSRC.
Tarifnya pun tetap sama dengan tarif yang berlaku di gerbang tol tersebut.
Pada tahap awal ini, kata Agus, Jasa Marga bekerja sama dengan perusahaan taksi Blue Bird untuk sekitar 200 armada taksinya.
Jika penerapan sistem ini berhasil, akan ditingkatkan ke sistem multilane free flow.
Selain itu, ruas tolnya juga akan diperluas ke wilayah sekitar Jakarta dan jalan tol Trans-Jawa.
"Kami uji coba dulu tiga bulan ini, diamati sehingga punya experience dan perbaikan sistem. Kami temukan masalahnya dan cari solusi. Setelah itu bisa diterapkan ke taksi bandara di Bali, juga di Trans-Jawa dan Jakarta," pungkasnya.
https://properti.kompas.com/read/2019/03/12/150950421/jasa-marga-evaluasi-single-line-free-flow-di-tol-bali-mandara