Meski demikian, Indonesia tak bisa begitu saja mengekspor rotan mentah sebelum diolah menjadi barang jadi dengan nilai jual lebih tinggi.
"Memaknai sumber daya alam itu jangan gegabah. Hampir 85 persen rotan itu ada di Indoneisa. Silahkan diutilisasi seoptimal mungkin," kata Soenoto saat pembukaan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2019, Senin (11/3/2019).
Dengan diolah menjadi barang jadi, harga jual rotan tersebut akan bertambah. Hal ini sekaligus akan meningkatkan devisa yang masuk ke kas negara.
Meski demikian, Soenoto mengaku, para pelaku industri kerajinan yang mengolah rotan membutuhkan banyak dukungan dari pemerintah. Terutama dalam hal garansi pasar dan bantuan teknis.
Salah satu dukungan yang telah diberikan saat ini ada di Cirebon, Jawa Barat. Itu pun, dukungan tidak langsung diberikan pemerintah melainkan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) asal Jepang.
"Di Cirebon itu ada yang dididik LSM dari Jepang. Mereka diajarkan caranya A, B, C, D (mengolah), ketika hasilnya X, jangan khawatir kami yang beli," ungkap Soenoto.
Ia menambahkan, para perajin tak bisa hanya semata-mata dibantu permodalan tanpa adanya kedua faktor dukungan tersebut.
Sebab, bila hanya dukungan finansial yang diberikan dikhawatirkan uang tersebut akan digunakan untuk hal lain yang tidak ada korelasinya dengan pengembangan usaha.
https://properti.kompas.com/read/2019/03/11/131332821/pelaku-usaha-furnitur-butuh-dukungan-garansi-pasar-dari-pemerintah