Selain itu, karya-karya arsitek ini dikenal visioner dan membantu mendorong dialog arsitektur antara timur dan barat.
"Dalam usahanya mencari bangunan yang bermakna, dia merancang bangunan dengan kualitas tinggi yang hingga hari ini menentang kategorisasi," kata para juri dalam catatannya seperti dikutip dari The Guardian.
Keberhasilan utama Isozaki dalam dunia arsitektur terjadi selama era pendudukan Sekutu di Jepang, ketika negara itu sedang membangun kembali akibat Perang Dunia II.
"Saya ingin melihat dunia lewat mata saya, oleh karenanya saya berkeliling dunia setidaknya sebelum berusia 30 tahu," ujar Isozaki.
Selain itu, dia juga ingin merasakan kehidupan masyarakat di berbagai tempat berbeda dan mengunjungi Jepang sendiri secara luas, termasuk berkunjung ke negara-negara Islam, pedesaan di pegunungan terpencil China, Asia Tenggara, dan kota-kota metropolitan di AS.
"Saya berusaha untuk menemukan kesempatan lain untuk melakukannya, dan melalui hal ini saya terus bertanya 'apa itu arsitektur?'", jelas Isozaki.
Selain itu, Isozaki juga merupakan arsitek di balik Museum of Contemprary Art di Los Angeles dan Metal Art Tower Mito di Ibaraki.
Isozaki akan diberi hadiah berupa uang tunai senilai 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,4 miliar. Selain itu, sebuah upacara penganugerahan akan digelar pada Mei mendatang di Château de Versailles, Perancis.
https://properti.kompas.com/read/2019/03/06/111853021/arsitek-jepang-raih-pritzker-prize-2019