Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

YLKI: Tol Sedyatmo Tak Pantas Lagi Disebut Tol Bandara

Namun, secara mendadak rencana kenaikan tersebut urung dilaksanakan dengan alasan masih perlunya waktu sosialisasi.

Menurut Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, urgensi ruas tol yang dikelola PT Jasa Marga Tbk itu bukan pada kenaikan tarifnya, melainkan kapasitasnya.

"Jalan Tol Sedyatmo secara empirik tidak pantas lagi disebut sebagai tol bandara," kata Tulus dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (5/3/2019).

Hal ini karena belakangan banyak pengendara yang justru memanfaatkan tol ini untuk menuju wilayah di luar bandara, seperti Cengkareng, Rawabokor, hingga Tangerang.

Padahal, awalnya jalan tol ini didedikasikan untuk memudahkan akses masyarakat menuju bandara.

"Mixed traffic inilah yang menyebabkan akses ke bandara sering terganggu dan mengakibatkan kemacetan karena terhambat exit tol di sekitar Tol Sedyatmo," sambung Tulus.

Di samping itu, keandalan tol ini diperkirakan menurun seiring dengan meningkatnya kapasitas penumpang bandara. Saat ini, jumlah penumpang Bandara International Soekarno-Hatta mencapai 65 juta per tahun.

Jumlah tersebut diprediksi meningkat hingga mencapai 100 juta penumpang pada 2025.

"Jika jumlah penumpang 100 juta ini tercapai, artinya traffic di Tol Sedyatmo akan makin padat dan keandalannya makin menurun," kata dia.

Dengan peningkatan kapasitas penumpang yang pesat, Jasa Marga dikhawatirkan tidak akan mampu memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai syarat kenaikan tarif per dua tahun sekali.

Lain halnya bila pemerintah mampu mendorong masyarakat untuk menggunakan Kereta Api Bandara sebagai moda transportasinya.

Dengan demikian, jalan tol ini pun diperkirakan tidak akan terlalu terbebani dengan lonjakan penumpang yang akan terjadi.

https://properti.kompas.com/read/2019/03/05/180135321/ylki-tol-sedyatmo-tak-pantas-lagi-disebut-tol-bandara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke