Kepastian ini dikemukakan Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit saat paparan progres Jalan Tol JORR 2 di Jakarta, Senin (4/3/2019).
Danang menuturkan, pemerintah terus mendorong penyelesaian konstruksi tol ini karena ada kebutuhan untuk memperlancar mobilitas masyarakat di sekitar kawasan Jadebotabek.
Selain itu, juga secara khusus mengakomodasi aktivitas kawasan kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta atau cargo village.
Cargo village ini dibangun untuk meningkatkan efisiensi pergerakan logistik dari bandara tersebut.
"PT Angkasa Pura II (AP II) sebagai pengelola Bandara Soekarno-Hatta ingin melihat kembali dampak dari tuntasnya cargo village ini terhadap traffict di Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran, salah satu ruas Tol JORR II," ungkap Danang.
Bertambahnya kapasitas dari 60 juta penumpang menjadi 100 juta penumpang per tahun pada 2025 mendatang akan memengaruhi kinerja jalan tol dari dan menuju bandara.
"Progres ruas Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran sepanjang 14,2 kilometer saat ini sudah mencapai 86,7 persen hingga 88 persen. Kami targetkan Juni 2019 selesai," imbuh Danang.
Selain ruas Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran yang dikerjakan PT Jasamarga Kunciran dengan nilai investasi Rp 3,5 triliun, lima ruas Tol JORR II menunjukkan perkembangan signifikan.
Kelima ruas lainnya adalah Tol Kunciran–Serpong dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Marga Trans Nusantara.
"Kedua Seksi Tol Kunciran-Serpong ini ditargetkan penyelesaiannya pada Juni 2019," sebut Danang.
Kemudian Tol Serpong-Cinere yang dikelola PT Cinere Serpong Jaya dengan panjang jalan tol 10,1 kilometer, terdiri dari 2 seksi.
Seksi I Serpong IC-Pamulang IC sepanjang 6,5 kilometer dengan progres konstruksi 66,06 persen dan ditargetkan penyelesaiannya pada Maret 2019.
Seksi II Pamulang IC-Cinere IC dengan panjang 3,64 kilometer, perkembangannya mencapai 32,92 dan target rampung Juni 2019.
Berikutnya Tol Cinere-Jagorawi yang konsesinya dipegang PT Translingkar Kita Jaya dengan panjang 14,7 kilometer.
Jalan tol ini terdiri dari 3 seksi yakni Seksi I Jagorawi-Raya Bogor sepanjang 3,70 kilometer telah beroperasi tahun 2012 lalu.
Kemudian Seksi II Raya Bogor-Kukusan yang dirancang sepanjang 5,50 kilometer, menunjukkan kemajuan 97,30 persen. Target penyelesaian Maret 2019.
Adapun Seksi III Kukusan-Cinere sepanjang 5,50 kilometer masih dalam tahap pembebasan lahan.
Tol bernilai investasi Rp 4,52 triliun ini terdiri dari 2 seksi. Seksi IA Junction Cimanggis–On/Off Ramp Jatikarya sepanjang 3,17 kilometer, progresnya 82,29 persen.
"Segmen ini bakal rampung April 2019," cetus Danang.
Seksi II On/Off Ramp Jatikarya-Junction Cibitung sepanjang 23,30 kilometer, kemajuannya 33,38 persen dengan akhir konstruksi Desember 2019.
Terakhir Tol Cibitung-Cilincing yang dikelola oleh PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways dengan panjang 34,016 kilometer.
Tol ini terdiri dari 4 seksi yakni Seksi I SS Cibitung-Gabus Indah sepanjang 13,14 kilometer, perkembangannya sudah berada pada posisi 61,67 persen dengan target rampung Juni 2019.
Seksi II Gabus Indah-Muara Bakti sepanjang 6,05 kilometer menunjukkan progres 60,31 persen. Rampung pada Juni 2019.
Seksi III Muara Bakti-Kanal Banjir Timur yang membentang 10,64 kilometer, saat ini sudha mencapai 37,54 persen. November 2019, segmen ini kelar.
Tarif
Kepala Bagian Umum BPJT Mahbullah Nurdin menambahkan, tarif Tol JORR II masih dikaji kemungkinan akan diintegrasikan atau dibagi dalam dua klaster barat dan timur.
"Masih belum dihitung besaran tarifnya. Kami menunggu kajian dulu," kata Nurdin.
Namun yang pasti, lanjut dia, dengan beroperasinya Tol JORR II ini akan banyak memangkas waktu tempuh.
"Para penglaju dari arah Bogor, dan Karawang tidak perlu lagi lewat tol dalam kota atau Tol JORR," tuntas Nurdin.
https://properti.kompas.com/read/2019/03/04/153646121/masyarakat-urban-bisa-gunakan-tol-jorr-ii-akhir-2019