Fenomena ini ditunjukkan hasil riset Savills Indonesia yang digelar Rabu (27/2/2019).
Sebelumnya, menurut riset tersebut, permintaan ruang kantor pada 2017 berada di bawah 100.000 meter persegi.
Sejak 2010, tingkat permintaan paling rendah terjadi pada 2016, yakni di bawah 50.000 meter persegi.
Berbanding terbalik dengan permintaan, suplai perkantoran mengalami penurunan dari tahun lalu sekitar 500.000 meter persegi, menjadi hampir 400.000 meter persegi.
Hingga tahun ini, tercatat total suplai ruang kantor CBD Jakarta seluas 6,3 juta meter persegi.
"Tahun 2017 itu demand di bawah 100.000 meter persegi, tapi 2018 hampir 150.000 meter persegi. Jadi walaupun suplai tahun lalu lebih tinggi, tapi demand juga meningkat," ujar Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus.
Adapun tingkat hunian tahun 2018 sebesar 76 persen, artinya ada kekosongan sebanyak 24 persen.
Selain itu, Savills juga mengungkapkan, ada 7 gedung baru yang selesai dibangun pada 2018 di CBD Jakarta, yaitu Astra Tower, Office One, The Tower, World Trade Center III, District 8 Office Revenue Tower, Prosperity Tower, dan Treasury Tower.
Dari segi kelas bangunan, perkantoran Grade A mendominasi di angka 39 persen, Grade B 29 persen, Grade Premium 22 persen, dan Grade C 10 persen.
https://properti.kompas.com/read/2019/02/27/163325321/kabar-baik-permintaan-kantor-di-cbd-jakarta-meningkat