CEO dan Presiden RAR Hospitality Robert. A Rauch mengatakan, tahun lalu beberapa tren seperti analitik, media sosial, realitas virtual, dan lain-lain masih akan memainkan peran dalam bisnis ini.
1. Personalisasi
Eropa dan California telah mengeluarkan peraturan mengenai keamanan data personal. Peraturan ini memungkinkan setiap konsumen untuk meminta kembali setiap data pribadi yang telah diambil tanpa memberikan dampak ke perusahaan atau entitas.
Hotel mengetahui data setiap tamu mulai dari penggunaan wi-fi, preferensi tempat tidur, hingga makanan dan minuman favorit.
Pihak hotel dalam hal ini bisa menggunakan software Cutomer Relationship Management untuk menjalin koneksi dan memastikan bahwa data mereka tidak akan pernah dibagikan ke pihak lain.
Bangun kepercayaan kepada konsumen dengan membuat buletin atau website dengan unsur personal yang kuat.
2. Kantor bersama (co-working space)
Sudah bukan rahasia jika ruang kolaborasi atau perkantoran bersama (co-working space) sangat diminati.
Konsep ini nantinya akan menjadi tren di bisnis perhotelan. Ruang-ruang publik bisa dimanfaatkan dengan cara-cara baru. Salah satunya dengan mengubahnya menjadi ruang kolaborasi.
Suasana yang cenderung lebih santai membuat para pekerja merasa lebih nyaman. Keberadaan fasilitas ini nantinya memungkinkan para tamu untuk menikmati layanan lain yang disediakan.
Mendapatkan pendapatan dari sumber yang tidak membutuhkan komisi atau biaya penjualan tambahan, dapat meningkatkan penerimaan bagi arus kas dan nilai perusahaan.
Jika perusahaan menggunakan jasa dari situs evaluasi dan penyedia pendapatan seperti Kalibri Labs, maka metrik baru yang harus diperhatikan adalah COPE (Contribution to Operating Profit and Expense) dan NIPAR (net income per available room).
4. Nilai jangka panjang
Industri perhotelan harus mempertimbangkan nilai jangka panjang yang didapatkan tamu melalui analisis yang canggih.
Dengan adanya transparansi dalam hal tarif, manajemen hotel dapat membuat mengidentifikasi mereka yang berpotensi untuk menjadi pelancong tetap.
Untuk itu, penggunaan teknologi dalam manajemen pendapatan sangat membantu. Ini karena teknologi dapat mengetahui kebiasaan tamu, ketertarikan, dan preferensi maupun alasan seseorang melakukan perjalanan, tanggal pemesanan, tanggal akhir pemesanan, dan masih banyak lagi.
5. Tantangan baru
Tantangan yang dihadapi industri perhotelan tidak hanya disebabkan oleh menjamurnya platform penyedia layanan sewa tempat tinggal seperti Airbnb.
Industri perhotelan tampaknya akan menghadapi kendala lain, seperti penggunaan Internet of Things yang memaksa penyedia layanan hotel terus berbenah.
Di tahun ini, tren pemesanan dengan menggunakan perangkat mobile serta perkembangan teknologi dalam dunia properti telah berkembang sangat cepat.
Peningkatan pada ketergantungan akan teknologi membuat hampir seluruh perusahaan mengubah sistem mereka khususnya dalam keamanan.
Untuk menerapkan keamanan siber yang baik, perusahaan harus mengidentifikasi aset sekaligus kelemahan mereka.
Namun, keamanan siber yang baik bukan hanya bagaimana menghentikan ancaman. Namun juga kemampuan untuk bangkit dan pulih setelah mengalami pembobolan.
7. Kesan pertama
Kesan yang baik pada saat kedatangan akan memberikan dampak positif. Hal ini bisa didapatkan dengan menyeimbangkan kesederhanaan dalam pengggunaan teknologi.
Tidak semua orang menggunakan aplikasi pada gawai dengan kunci digital. Sebisa mungkin lakukan interaksi dengan para tamu sebelum sampai ke hotel, seperti menggunakan virtual reality.
8. Berlangganan membuat personalisasi lebih mudah
Website dengan tampilan yang lebih menarik dan efektif, akan menarik lebih banyak tamu. Hal ini akan membuat personalisasi menjadi lebih mudah.
9. Pelatihan daring
Pelatihan secara daring atau online bisa dilakukan di mana saja. Beberapa situs penyedia jasa pembelajaran untuk mendapatkan gelar, sertifikat, atau sekadar pengalaman dasar.
https://properti.kompas.com/read/2019/01/23/195443721/9-tren-industri-perhotelan-tahun-2019