Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Enam Penyebab Orang Malas Naik Angkutan Umum

Di sisi lain, kemampuan daya beli masyarakat semakin tinggi seiring dengan peningkatan ekonomi. Alhasil, mereka cenderung membeli kendaraan pribadi berupa mobil atau sepeda motor untuk menunjang mobilitas sehari-hari.

Country Director Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia Yoga Adiwinarto mengatakan, buruknya manajemen sistem angkutan kota harus dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi penyedia jasa layanan dan dari sisi pemerintah.

Dari sisi penyedia jasa layanan, setidaknya ada enam persoalan yang kerap dialami pada sistem angkutan kota di kota besar.

Pertama, kepemilikan armada secara individual, dan bukan oleh operator yang memang diberi mandat untuk menjalankan bisnis angkutan kota.

Kedua, kualitas armada di bawah standar. Bahkan pada beberapa kasus banyak ditemukan angkot berusia tua yang masih dibiarkan berjalan di ibu kota.

"Ketiga, kompetisi yang tidak sehat antar operator. Bisa saja terjadi kebut-kebutan. Dua angkot dia jalan barengan sambil kebut-kebutan, tapi setelah itu 10-15 menit tidak ada lagi. Itu karena pemiliknya beda," kata Yoga saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/1/2019).

Berikutnya, performa layanan yang tidak layak. Hal lainnya yakni tarif angkutan umum yang tidak terintegrasi, sehingga menyebabkan penumpang harus membayar tarif berkali-kali serta mahal.

Terakhir, kondisi infrastruktur yang tidak memadai.

Sementara dari sisi pemerintah, ada perbedaan perlakuan terhadap industri angkutan umum di setiap kota. Dengan demikian, meskipun pemerintah telah berusaha menjalankan strategi baru dalam memperbaiki mobilitas kota, belum berhasil memberikan perubahan berarti.

Hal lain, meski investasi yang dibenamkan pemerintah di sektor transportasi sudah cukup besar, kenyataannya hal itu belum mampu mendorong masyarakat untuk berpindah moda. Seperti di Jakarta, misalanya, dimana pemerintah membangun jaringan Transjakarta, LRT, bahkan MRT.

"Cuma memang dia itu selalu terbatasi dengan tempatnya daerah administrasi kota Jakarta saja. Jadinya kita lihat mereka itu tidak bisa integrasikan," kata dia.

Tidak semua masyarakat dapat mengakses Transjakarta, MRT atau LRT karena lokasi tempat tinggal mereka yang tidak berdekatan dengan halte atau stasiun.

Sementara, angkutan kota yang diharapkan dapat menjadi moda pengumpan ketiga transportasi massal tersebut tidak mampu memberikan pelayanan yang baik.

Alhasil, masyarakat cenderung menggunakan kendaraan pribadi mereka untuk menuju lokasi-lokasi yang hendak dituju, seperti kantor atau sekolah.

https://properti.kompas.com/read/2019/01/11/144457321/enam-penyebab-orang-malas-naik-angkutan-umum

Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke