MEDAN, KOMPAS.com - PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) melakukan pengapalan ekspor 180 box atau 205 TEUs melalui rute langsung atau direct call intra Asia sebagai penanda dimulainya operasionalisasi perdana Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT).
Prosesi pelepasan ekspor produk turunan CPO berupa Lauric Acid, Soap, Fatty Acid, Fatty Alcohol, dan Glycerin ini dilakukan Direktur Utama Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana bersama President Director Wan Hai Tommy Hsieh.
Komoditas ekspor yang berasal dari Unilever Oleochemical Indonesia, Bakrie Sumatera Plantations, dan Procter dan Gamble (P&G) tersebut diangkut menggunakan Kapal Wan Hai 505 milik Wan Hai Lines.
Kapal besar sepanjang (LoA) 268 meter, berbobot 50.000 GT dan berkapasitas 4.500 TEUs ini melayani rute direct call intra Asia India menuju China.
"Ini kapal terbesar pertama yang pernah masuk di seluruh Pulau Sumatera. Seingat saya, ini kapal terbesar setelah Tanjung Priok, sekarang sandar di KTMT. Ini sejarah, terima kasih untuk semua pihak," kata Bambang Eka Cahyana, Direktur Utama Pelindo 1, Jumat (28/12/2018).
Layanan pelayaran direct call intra Asia melalui Pelabuhan Kualatanjung ini, lanjut Bambang, merupakan bukti kepercayaan dunia pelayaran internasional terhadap kesiapan KTMT dalam menyediakan kegiatan bongkar muat berstandar internasional.
Hal ini sekaligus merupakannprospek ekonomi dan strategis pelabuhan yang berada di Kabupaten Batubara tersebut.
"Kami berharap, ekspor perdana ini mampu meningkatkan efisiensi waktu pengiriman dan biaya logistik sehingga mampu meningkatkan daya saing produk ekspor nasional,” ujarnya.
Saat ini, KTMT telah dilengkapi dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern dengan didukung sistem IT terintegrasi untuk meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan proses bongkar muat.
Pelabuhan ini mampu melayani container crane bertenaga listrik dengan kapasitas 45 ton dan mampu mengontrol kontainer dengan kapasitas 20 feet, 40 feet sampai 45 feet.
Juga didukung berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain 3 unit ship to shore (STS) crane, 8 unit automated rubber tyred gantry (ARTG) crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit MHC, serta terminal operating system (TOS) peti kemas maupun curah cair.
Pada tahap awal, pelabuhan yang dikelola PT Prima Multi Terminal yaitu perusahaan patungan antara Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk ini diharapkan bisa melayani ekspor hingga 600 kontainer setiap minggunya.
Sudah ada sejumlah perusahaan berlokasi di KEK Seimangkei, di antaranya Unilever, Wilmar, dan P&G yang telah berkomitmen untuk melakukan ekspor dengan tujuan ke China, India, dan negara-negara di Asia melalui Pelabuhan Kualatanjung.
"Pengiriman komoditas melalui Pelabuhan Kualatanjung menawarkan integrasi antara moda angkutan laut dan angkutan berbasis rel sehingga akan meningkatkan efisiensi serta menekan emisi karbon," kata Bambang.
“Kami berharap dengan beroperasinya Pelabuhan Kualatanjung ini mampu mendorong pembangunan ekonomi daerah, khususnya potensi ekonomi Sumut sesuai program nawacita pemerintah sekaligus menekan biaya logistik di Indonesia,” pungkasnya.
https://properti.kompas.com/read/2018/12/28/220000621/sejarah-baru-ktmt-disandari-kapal-besar-setelah-tanjung-priok