Guru Besar Manajemen Konstruksi Universitas Pelita Harapan Manlian Ronald A Simanjuntak mengatakan hal itu dalam penjelasan tertulis yang disampaikan kepada Kompas.com, Sabtu (22/12/2018).
Menurut dia, fokus pada masalah ini sebaiknya tidak hanya terhadap produk yang dihasilkan, tetapi juga pihak yang terlibat pada proyek konstruksi ini.
Sebab, proyek ini melibatkan berbagai stakeholder, kompetensi, kebijakan, dan peran pemerintah.
"Dari perspektif manajemen konstruksi, keruntuhan tanah di Gubeng bukan sekadar kegagalan produk konstruksi semata, tetapi merupakan kegagalan industri konstruksi," ujar Manlian.
Dia mengatakan, ada beberapa masalah yang perlu diperhatikan dan bisa menjadi penyebab amblesnya tanah di Jalan Raya Gubeng itu.
Masalah pertama yaitu tata ruang di kawasan itu sudah sesuai dengan studi kelaikan atau belum.
Kedua, pembangunan proyek jalan tersebut sudah dijalankan secara benar atau tidak.
"Yang ketiga, proses yang dijalani dalam proyek bangunan gedung di sana sudah berjalan dengan benar atau tidak. Dan keempat, kebijakan dalam bentuk peraturan untuk menata proyek konstruksinya sudah lengkap dan dijalankan secara benar atau tidak," ucapnya.
Kemudian, masalah kelima yakni pengendalian dan pengawasan proyek konstruksi yang sudah eksis serta yang sedang dan akan dibangun sudah dilaksanakan secara benar atau tidak.
Maka dari itu, Manlian mencoba memberikan solusi yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
Solusi pertama adalah memastikan terlebih dahulu kelaikan postur tanah dan muka air tanah sebelum dilakukan pengurukan, pemadatan, dan restruktur jalan.
"Kedua, perhatikan dan cermati benar pengurukan tanah, pemadatan, dan sistem struktur penopang jalan," imbuhnya.
Berikutnya, solusi ketiga yakni memastikan bangunan gedung di sekitar amblesnya tanah itu dan di kawasan Gubeng dalam kondisi stabil dan andal.
Selain itu, Manlian pun menyampaikan rekomendasi untuk menyelesaikan masalah ambles tanah tersebut.
Rekomendasi pertama yaitu memastikan sistem pengendalian proyek konstruksi di Kota Surabaya berjalan secara benar dan baik.
Selanjutnya, yang kedua, memastikan setiap gedung dibangun secara aman dan andal.
"Ketiga, memastikan berbagai proyek konstruksi yang lama dan baru dipersiapkan secara benar dan baik," pungkasnya.
https://properti.kompas.com/read/2018/12/22/215325721/pakar-tanah-ambles-di-surabaya-kegagalan-industri-konstruksi