Ini merupakan salah satu dari 49 bendungan baru yang dibangun tahun dari tahun 2015 sampai untuk mewujudkan ketahanan pangan dan air.
Pengisian awal dilakukan secara resmi oleh Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi bersama Bupati Kudus M Tamzil pada Selasa (18/12/2018). Kemudian dilanjutkan dengan penutupan saluran pengelak bendungan.
Hari Suprayogi menyampaikan bahwa kehadiran bendungan ini sudah ditunggu oleh masyarakat setempat karena telah direncanakan sejak lama.
“Selain ektensifikasi lahan pertanian, terjaminnya suplai irigasi akan meningkatkan indeks pertanaman petani minimal 200 persen. Jadi petani bisa mendapatkan dua musim tanam padi dan satu kali musim tanam palawija,” ujar Hari melalui pesan tertulis, Rabu (19/12/2018).
Bendungan Logung memiliki kapasitas tampung 20,15 juta meter kubik dan akan mengairi 5.296 hektar lahan, terdiri dari irigasi yang sudah eksis 2.805 hektar dan irigasi yang akan dikembangkan 2.491 hektar.
Sementara itu, sebesar 200 liter per detik bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku di perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Kudus.
Di samping itu, bisa juga dimanfaatkan sebagai pengendali banjir dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro sebesar 0,50 megawatt yang akan digunakan untuk operasional bendungan.
Adapun untuk menjaga kualitas air bendungan, perikanan keramba akan dilarang, tetapi untuk perikanan tangkap tetap diperbolehkan.
“Kami banyak pengalaman keramba ikan di bendungan yang mengakibatkan air bendungan tercemar dan ikan-ikan mati. Ini juga menjadi sumber air baku. Jadi saya harapkan pemda tidak mengizinkan keramba ikan, tetapi kalau perikanan tangkap boleh,” ucap Hari.
Selain untuk pengairan, Bendungan Logung juga menjadi destinasi wisata baru di Kota Kudus. Namun, diharapkan pariwisatanya nanti harus tetap memperhatikan prinsip hidrologi dan konservasi dari hulu ke hilir.
Menurut Bupati Kudus M Tamzil, masyarakat sudah menanti lama kehadiran Bendungan Logung karena selain akan meningkatkan produksi pertanian, air baku, dan pariwisata, juga akan mengurangi banjir yang selama ini dialami masyarakat di Kecamatan Jekulo dan sekitarnya.
Untuk diketahui, pembangunan Bendungan Logung memerlukan waktu sekitar 5 tahun mulai dari Desember 2014 dengan nilai kontrak Rp 620 miliar.
Kontraktor pelaksananya yaitu PT Wijaya Karya dan PT Nindya Karya (Kerja Sama Operasi), sedangkan konsultan supervisinya yakni PT Virama Karya, PT Caturbina Guna Persada, dan PT Global Parasindo Jaya.
https://properti.kompas.com/read/2018/12/19/200117621/bendungan-logung-mulai-diisi-air