Dia adalah Emanuel Bano Paulus. Menurut Ira Bano, sang adik, Emanuel merupakan karyawan Istaka Karya yang mengerjakan salah satu proyek jembatan di Kabupaten Nduga.
Emanuel bekerja di proyek ini sejak Oktober 2017. Namun, setelah peristiwa pembantaian, Ira mengaku sulit menghubungi Emanuel.
Menurut Ira, pihak keluarga sudah mencoba menghubunginya beberapa kali melalui telepon seluler (ponsel), tetapi nomornya tidak aktif.
“Belum bisa dihubungi. Kami sudah menelepon berulang kali, tapi masih tidak aktif nomor HP-nya,” ujar Ira ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (5/12/2018).
Dia mengatakan, komunikasi lewat telepon dengan Emanuel terakhir dilakukan hampir satu bulan yang lalu, tepatnya pada Kamis (8/11/ 2018).
Ira mengaku sudah menghubungi pihak Istaka Karya untuk mengetahui kondisi dan keberadaan yang bersangkutan, tetapi sampai sekarang belum ada informasi baru.
Karena itu, keluarga Emanuel hanya bisa mengikuti perkembangan informasi tentang peristiwa pembantaian itu melalui media massa.
“Untuk saat ini belum ada. Kami hanya memantau lewat berita di TV,” imbuh Ira.
Dia pun berharap dan mendoakan agar proses evakuasi berjalan lancar dan aman, dan Emanuel bisa ditemukan dalam keadaan sehat.
Sebelumnya diberitakan, pembangunan jembatan yang dikerjakan oleh puluhan karyawan Istaka Karya tersebut merupakan bagian dari proyek infrastruktur Trans-Papua, yaitu Segmen V yang berada di antara ruas Wamena-Habema-Mugi-Kenyam-Batas Batu-Mumugu.
Proyek yang menjadi lokasi penembakan itu berada di Kali Aorak Km 102+525 dan Kali Yigi Km 103+975.
https://properti.kompas.com/read/2018/12/05/200923121/ira-bano-menanti-kabar-kakaknya-yang-bekerja-di-proyek-jembatan-nduga