Deputy Managing Director of Real Estate Savills Troy Griffiths mengatakan, jumlah hotel di Ho Chi Minh dianggap kurang, dibanding dengan jumlah wisatawan yang datang.
"Perhotelan merupakan sektor yang sangat dinamis saat Vietnam berada pada masa keemasaan di bidang pariwisata. Secara internasional pariwisata di bidang ini mengalami peningkatakan sebesar 20 hingga 30 persen dan lebih banyak warga Vietnam yang melakukan perjalanan dibandingkan sebelumnya," tutur Griffiths.
"Ada permintaan untuk hotel bintang lima, yang merupakan aset kuat pada masa depan," imbuh dia.
Hingga 14 November 2018, jumlah wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Vietnam mencapai 14,12 juta orang, naik 21,3 persen dibanding tahun lalu.
Kemudian wisatawan asal Finlandia dan China daratan dengan porsi masing-masing 29,6 persen. Dalam periode yang sama jumlah wisatawan domestik juga melonjak sebesar 20,91 persen.
Head of Hotel Investment Consultancy Jones Lang LaSalle (JLL) Vo Quoc Phuong Trang, juga mengatakan hal senada, Hanoi dan Ho Chi Minh dengan pertumbuhan ekonomi serta pariwisata yang stabil akan terus menarik investor asing di segmen hotel kelas atas.
Hal ini menurut Trang memiliki risiko yang lebih kecil namun juga menawarkan pendapatan yang tetap.
Laporan yang dirilis konsultan Grant Thornton menyatakan, semakin banyak warga Vietnam yang memilih untuk menginap di hotel bintang lima dan menghabiskan banyak uang ketika bepergian di dalam negeri.
Ada pun penduduk Vietnam sendiri menyumbang 19,2 persen dari jumlah total tamu di hotel bintang empat dan lima pada tahun 2017.
Bahkan jumlah tamu domestik yang menginap di hotel berkelas telah meningkat selama tiga tahun berturut-turut.
https://properti.kompas.com/read/2018/12/05/150000821/peluang-buat-investor-vietnam-butuh-lebih-banyak-hotel-