"Tentu ini merupakan beban berat, terutama bagi dunia konstruksi. Kami harap ini tidak menyurutkan semangat untuk membangun sampai pelosok khususnya Papua," kata Desi saat membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di Auditorium Kementerian PUPR, Rabu (5/12/2018).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengakui setiap pekerjaan memiliki risiko.
"Tapi itu semua tidak menjadikan, secara pribadi, surut untuk mendorong pembangunan Trans Papua," kata Basuki.
Semula, Basuki mengaku, berencana terbang ke Papua pada Selasa (4/12/2018) malam. Namun, karena ada rencana memberikan keterangan bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait peristiwa tersebut, siang ini, rencana tersebut urung dilakukan.
"Tadinya saya mau berangkat dengan Pak Panglima, tadi malam belum bisa, pagi tadi juga belum bisa. Nanti ada pembicaraan, mudah-mudahan nanti jam 10.30 ada keterangan," terang Basuki.
Sebelumnya diberitakan, pembunuhan sadis diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, terhadap 31 pekerja pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aorak, Distrik Yigi, Nduga, Papua, Minggu (2/12/2018).
Mereka bekerja di perusahaan milik BUMN PT Istaka Karya yang saat ini sedang membuka konektivitas daerah terisolasi di wilayah pegunungan tengah itu. Lokasinya jauh dari ibu kota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya yang terdekat dari wilayah pembangunan jembatan.
Informasi yang diterima dari berbagai sumber, para pekerja pembangunan jembatan itu diduga dibunuh lantaran mengambil foto saat perayaan ulang tahun Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) oleh KKB tak jauh dari lokasi kejadian.
Ketika salah satu pekerja mengambil foto, hal itu diketahui oleh kelompok KKB. Hal itu membuat mereka marah dan mencari orang yang mengambil foto, lalu berimbas kepada pekerja lainnya yang ada di kamp pembangunan jembatan.
https://properti.kompas.com/read/2018/12/05/111642121/peristiwa-nduga-tak-surutkan-pemerintah-bangun-infrastruktur-di-papua