Ekspansi usaha tersebut dilakukan melalui aksi akuisisi beberapa ruas Tol Trans Jawa yang dinilai punya potensi besar untuk menambah pendapatan dan mendukung pertumbuhan perusahaan.
"Kami mempertimbangkan oportunity di daerah mana saja yang punya nilai tambah. Saat ini tim pengembangan bisnis kami sedang melihat sejumlah ruas tol yang akan diambil-alih," tutur Djap menjawab Kompas.com, usai gelaran journalist workshop, Selasa (27/11/2018).
Kendati tidak bersedia mengungkapkan ruas tol mana saja yang masuk dalam pipa pengembangan perusahaan ke depan, Djap meyakinkan Astra Infra punya pengalaman untuk melakukan seluruh opsi strategis pengembangan.
"Kami memiliki pengalaman dalam tiga tahap pengembangan jalan tol, mulai dari akuisisi lahan, konstruksi, hingga tahap operasi," kata Djap.
Saat ini, Astra Infra memiliki 6 portofolio Jalan Tol Trans Jawa sepanjang 355 kilometer. Sepanjang 270 kilometer di antaranya sudah beroperasi.
Masing-masing Jalan Tol Tangerang-Merak sepanjang 72,5 kilometer yang dikelola PT Marga Mandalasakti (MMS).
Sebanyak 79,3 persen saham MMS dimiliki Perseroan, dengan kinerja peningkatan pendapatan 11 persen menjadi Rp 793 miliar yang tercatat hingga September 2018.
Kemudian Jalan Tol Jombang-Mojokerto sepanjang 40,5 kilometer, sepenuhnya milik Astra Infra dan telah beroperasi pada September 2017 sepanjang 39,6 kilometer.
Perseroan mencatat pendapatan Rp 151 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2018.
Berikutnya Jalan Tol Semarang-Solo sepanjang 72,6 kilometer, telah beroperasi 40,1 kilometer menyusul pembukaan Seksi 3 pada September 2017.
Astra Infra yang memiliki 40 persen saham, mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 180 miliar. Angka ini naik 44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Astra Infra juga memiliki porsi 40 persen kepemilikan di Jalan Tol Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 kilometer dan 25 persen saham di Jalan Tol Serpong-Balaraja sepanjang 39,8 kilometer.
"Kedua ruas tol ini masih dalam tahap pengembangan. Khusus Tol Serpong-Balaraja saat ini tengah dalam pembebasan lahan untuk Seksi 3 dengan progres 83 persen. Tahun 2020 mulai dibangun," sebut Djap.
Selain Tol Trans Jawa, Djap mengatakan, Astra Infra kini tengah menunggu pratinjau atas proposal jalan akses sepanjang 5 kilometer menuju Bandara Internasional Kertajati.
"Proposal sudah kami sampaikan ke Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Detail Engineering Design (DED)-nya sudah disetujui, dan masih dievaluasi Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR," terang Djap.
Jika seluruh proses telah rampung, pembangunan jalan akses tersebut akan dimulai pada 2020 mendatang.
Hingga Oktober 2018, Astra Infra telah menyerap belanja modal (capital expenditure) senilai Rp 3 triliun yang digunakan untuk pengembangan, akuisisi (termasuk Tol Cipali), dan pemeliharaan jalan tol tersebut di atas.
https://properti.kompas.com/read/2018/11/27/141150221/2019-astra-infra-fokus-akuisisi-ruas-tol-trans-jawa