KOMPAS.com – Kemacetan hampir selalu terjadi saat hari libur atau akhir pekan di sepanjang jalur menuju kawasan wisata Puncak, Bogor, Jawa Barat. Kepadatan arus lalu lintas juga terjadi saat memasuki libur Natal tahun lalu.
Kendaraan roda dua maupun roda empat tampak mengular di Jalan Raya Cipayung, Kecamatan Megamendung, Puncak Bogor sejak Jumat (22/12/2017) petang, demikian dilansir Kompas.com.
Volume kendaraan bermotor menuju Puncak terjadi sejak siang. Tak ayal, kendaraan dari arah Jakarta menuju Puncak mengalami kemacetan hingga 6 kilometer (km). Antrean kendaraan bermotor mulai dari Simpang Gadog hingga Pasar Cisarua tak bisa dielak.
Tingginya minat masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk menikmati libur akhir tahun ke Puncak tampaknya tak pernah surut. Untuk itu, akhir 2018 ini pemerintah berupaya mengatasi persoalan macet yang terjadi tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini tengah melakukan pelebaran jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Pelebaran dilakukan mulai dari Gadog, Ciawi hingga Megamendung, Cisarua. Tujuannya, mengurai kemacetan dari arah Jakarta menuju kawasan Puncak dan sebaliknya yang kerap terjadi pada akhir pekan atau libur panjang.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran tertulis Senin (26/11/2018) mengatakan, pelebaran jalur puncak merupakan bagian dari penataan kawasan Puncak bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor.
Upaya itu tentu saja tak bisa terealisasi bila tak diikuti dengan pemindahan pedagang kaki lima ke tempat yang lebih layak dan aman.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI, Direktorat Jenderal Bina Marga Hari Suko Setiono menambahkan, paket pembangunan pelebaran jalur puncak terdiri dari pelebaran jalan Ciawi-Puncak sepanjang 5 km dan pembangunan rest area Gunung Mas.
Adapun nilai kontrak paket tersebut mencapai Rp 73 miliar yang dialokasikan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Menurut Hari, pelebaran jalan di kawasan Puncak tersebut dilakukan pada beberapa titik yang sebelumnya dimanfaatkan oleh para Pedagang Kaki Lima (PKL), atau pada bangunan liar.
Pekerjaan itu dimulai pada awal November 2018 dan dilaksanakan oleh PT Anten Asri Perkasa selaku kontraktor.
Rest area baru
Rencananya, pemerintah menyiapkan area seluas 5 hektar (ha) di dekat kawasan Agrowisata Gunung Mas, Cisarua. Sesuai kontrak, paket pembangunan pelebaran jalan di kawasan Puncak akan selesai pada 2019.
Tak cuma pelebaran jalur Puncak, BBPJN VI Ditjen Bina Marga saat ini tengah menyelesaikan pembangunan duplikasi Jembatan Gadog yang berada di Kecamatan Ciawi, Puncak, Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Pembangunan duplikasi jembatan tersebut diharapkan akan membantu mengurai kemacetan dari arah Jakarta menuju kawasan Puncak dan sebaliknya.
Diproyeksi pembangunan duplikasi Jembatan Gadog memiliki panjang total 52 meter. Titik awal jembatan terletak dekat pusat oleh-oleh sebelum tikungan jembatan dari arah Ciawi hingga sebelum Tanjakan Selarong.
Nantinya, jembatan ini berfungsi untuk mengurangi beban lalu lintas. Sementara itu, jembatan lama akan tetap difungsikan.
Hari menjelaskan, saat ini progres pembangunan duplikasi Jembatan Gadog telah mencapai 65,29 persen.
“Setelah selesainya jembatan, diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang sebelumnya sering terjadi di lokasi ini,” ujar dia.
Dengan adanya jembatan baru selebar 9 meter itu akan menambah lebar keseluruhan jembatan menjadi 16 meter.
Jembatan tersebut nantinya digunakan untuk kendaraan dari arah Jakarta menuju kawasan Puncak, sedangkan jembatan lama untuk arah sebaliknya.
Berdasarkan data Ditjen Bina Marga, pembangunan jembatan tersebut dikerjakan oleh PT Bumi Duta Persada selaku kontraktor pelaksana. Proyek senilai Rp 12,63 miliar itu telah dimulai sejak Juni 2018.
https://properti.kompas.com/read/2018/11/26/205500721/kawasan-wisata-puncak-bogor-macet-tiap-liburan-apa-solusinya-