Direktur Utama PT Wika Realty Tbk Agung Salladin mengungkapkan hal tersebut menjawab Kompas.com, Sabtu (25/11/2018).
"Kami akan melakukan initial public offering (IPO) sekitar Mei atau Juni tahun 2019 mendatang," ujar Agung.
Perseroan akan melepas 25 persen saham dari total ekuitas yang saat ini mencapai Rp 4 triliun dengan harga serentang Rp 195 sampai Rp 255 per lembar saham.
Adapun nilai ekspektasi dana dari IPO tersebut sekitar Rp 2 triliun hingga Rp 2,5 triliun yang akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek yang tengah berjalan.
"Saat ini aset kami senilai Rp 6 triliun. Kami mengejar kapitalisasi pasar Rp 10 triliun dari pengembangan proyek-proyek yang tengah dikerjakan," tutur Agung.
Sejak berdiri pada 2000, pengembang pelat merah ini telah membangun sejumlah 34 proyek yang tersebar di seluruh Indonesia dalam bentuk perumahan tapak, dan apartemen.
Sepanjang tahun 2018, mereka tengah mengerjakan lima proyek baru, yakni apartemen di atas lahan seluas 7.000 meter persegi.
Lokasi apartemen tersebut dekat Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar sebanyak 500 unit dengan nilai kapitalisasi Rp 350 miliar.
Kemudian, klaster baru seluas 5 hektar di perumahan yang telah dikembangkan sejak 2007 di Manado.
Dua menara apartemen strata dan apartemen servis di Surabaya masing-masing 500 unit dengan kapitalisasi Rp 900 miliar.
Berikutnya, apartemen tiga menara di Bandung seluas 1,4 hektar dengan kapitalisasi Rp 800 miliar.
Dan kelima Tamansari Skyhive Cawang, Jakarta, sebanyak 517 unit dengan kapitalisasi Rp 500 miliar.
Tamansari Metropolitan Manado seluas 15 hektar dengan kapitalisasi Rp 150 miliar, merupakan pengembangan lanjutan.
Upaya untuk merealisasikan target tersebut adalah membangun superblok yang memadukan pusat belanja, pusat gaya hidup, dan pusat pendidikan seluas 3 hektar.
Selain itu, PT Wika Realty Tbk juga saat ini sedang dalam proses akuisisi pusat belanja di Jakarta, menyiapkan proyek baru di Cakung yang saat ini sedang dalam tahap perizinan.
Kemudian, menyiapkan Sentral Benhil di Jakarta Pusat yang juga masih dalam proses perizinan yang ditargetkan selesai Desember 2018.
"Kami juga akan mengembangkan hunian dengan target masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga Rp 8,5 juta per meter persegi," kata Agung.
Hunian untuk MBR ini merupakan bagian dari pengembangan proyek transit oriented development (TOD) seluas 1,5 hektar bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Stasiun Senen.
"Porsi hunian MBR 20 persen dari total 1.300 unit dengan kapitalisasi Rp 500 miliar," tambah Agung.
https://properti.kompas.com/read/2018/11/25/140311521/setelah-pilpres-2019-wika-realty-siap-go-public