JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membenarkan, setiap tahun tinggi permukaan tanah di wilayah Pluit turun antara 10-13 sentimeter.
Akibatnya Jakarta terancam banjir parah pada 2030 lantaran air sungai yang tidak bisa mengalir ke laut.
Namun, Basuki menampik, bila kajian yang dimiliki Kementerian PUPR berasal dari kajian United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Saya kira sudah ada kajian juga, tapi itu bukan karena rekomendasi United Nations, tidak ada hubungannya ya," kata Basuki kepada Kompas.com saat dimintai tanggapan tentang pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, Kamis (22/11/2018).
Prabowo sebelumnya menyebut, air laut utara Jakarta akan mencapai Bundaran Hotel Indonesia pada 2025. Hal itu disampaikan Prabowo berdasarkan prediksi PBB.
Basuki menuturkan, untuk mengantisipasi dampak banjir yang lebih parah, kini pemerintah tengah membangun national capital integrated coastal development (NCICD).
"Dengan tanggul tersebut, nantinya akan membantu mengalirkan aliran air sungai ke laut. Tidak ada sungai-sungai di Jakarta yang secara gravitasi mengalir. Makanya kita bikin NCICD," kata dia.
"Itu bukan untuk bikin tanggul raksasa, tapi memulihkan lingkungan Jakarta," tutup Basuki.
https://properti.kompas.com/read/2018/11/22/163324221/terkait-banjir-jakarta-basuki-bantah-pernyataan-prabowo