Mungkin, tak ada satu pun generasi baby boomers yang tak tahu dengan perumahan lawas di kawasan selatan Kota Pahlawan ini.
Bagaimana dengan generasi X, Y, dan juga generasi terkini yang populer disebut milenial?
"Pondok Tjandra Indah akan terus bertransformasi menjadi lebih aktual sesuai dengan perkembangan zaman," ujar Jenny Sugiharto dalam perbincangan khusus dengan Kompas.com, Jumat (16/11/2018).
Jenny merupakan generasi kedua dari klan Tjandra Sugiharto, perintis perumahan Pondok Tjandra Indah, atau Pondok Indah Jakarta versi Surabaya.
Tongkat estafet kelompok usaha pengembang yang didirikan pada 1981 tersebut kini beralih kepada Jenny bersama dua saudaranya, Glenn W Sugiharto, dan Edward Sugiharto.
Ketiganya menakhodai dan mengendalikan PT Pondok Tjandra Indah yang mengombinasikan nilai-nilai tradisi dan prinsip hidup yang diturunkan sang ayah, Tjandra Sugiharto, dengan unsur kekinian.
Nilai-nilai dan prinsip hidup yang sudah menjadi tradisi, baik dalam kehidupan berkeluarga dan berbisnis itu adalah kejujuran, komitmen, kerja keras, dan selalu bersykur.
Tjandra mengatakan, dia tidak akan pernah mau menjual produk properti, terutama perumahan, jika perizinan belum jelas dan dikantongi.
Dia juga akan menolak membangun properti di atas lahan yang masih bersengketa.
"Kami harus memastikan semuanya clear, bersih, dan legal," kata Tjandra.
Dengan prinsip seperti ini, perumahan Pondok Tjandra Indah yang embrio awalnya hanya 10 hektar dan tanpa dana sepeser pun dari perbankan, kemudian terus berkembang dan menjadi pilihan investasi dan tempat tinggal warga Surabaya.
"Kami mulai dari yang kecil-kecil dulu, 10 hektar, laku, terus sekarang 400 hektar. Setelah Pondok Tjandra Indah, kami bangun Pondok Nirwana," beber Tjandra yang sudah berusia 75 tahun ini.
Jika mereka tidak merasa nyaman, desain akan diubah. Demikian halnya dengan kualitas material bangunan, dan juga lingkungan.
"Sampai kemudian kami merasa nyaman, produk baru akan kami rilis ke pasar," tambah Jenny.
Selama lebih dari tiga dekade atau tepatnya 37 tahun, PT Pondok Tjandra Indah sudah memiliki sejumlah portofolio di beberapa lokasi strategis Surabaya.
Selain perumahan Pondok Tjandra Indah, mereka juga tengah menjalankan bisnis hospitalitas Swiss-belinn Hotel Manyar sebanyak 143 kamar.
Pencapaian hotel ini merupakan tertinggi di Surabaya dengan tingkat okupansi rata-rata lebih dari 80 persen.
"Kami juga tengah membangun apartemen Belleview 400 unit dan akan selesai akhir 2019 mendatang," kata Jenny.
Ke depan, PT Pondok Tjandra Indah akan membangun megaproyek berkonsep mixed use development di MERR, dengan estimasi investasi senilai Rp 1 triliun.
"Strategi pemasaran pun kami sesuaikan yakni dengan memanfaatkan seluruh wahana media sosial, selain media arus utama," ujar jenny.
Selain itu, Jenny dan kedua saudaranya akan lebih agresif untuk melakukan ekspansi usaha. Ini berbeda dengan sang ayah sekaligus sebagai mentor mereka yang lebih konservatif.
Tahun depan PT Pondok Tjandra Indah juga akan menyelesaikan pembangunan dua cluster terbaru Opal dan Rubby yang laris 500 unit hanya dalam satu hari pada 19 September 2018.
https://properti.kompas.com/read/2018/11/17/093731021/legenda-surabaya-itu-kini-beralih-ke-generasi-kedua