Perbaikan ini untuk mendukung pengembangan pariwisata Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Ketersediaan infrastruktur jalan dengan kondisi yang baik akan memudahkan wisatawan mencapai berbagai lokasi wisata di Pulau Samosir, seperti Museum Batak di Tomok, Tiga Danau, dan Tano Ponggol.
Melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Medan, Kementerian PUPR melakukan preservasi (pemeliharaan) dan pelebaran jalan, termasuk menangani tebing sehingga mengurangi risiko longsor, baik di jalan akses menuju ke Pulau Samosir dari Simpang Tele menuju ke Pangururan maupun jaringan jalan lingkar di dalam Pulau Samosir.
Perbaikan jaringan jalan itu dibagi menjadi dua paket pekerjaan yang dimulai sejak Desember 2016 dengan kontrak tahun jamak.
Paket 1 adalah jalan Pangururan–Ambarita–Tomok–Onan Runggu sepanjang 75,9 kilometer berupa pelebaran jalan dengan nilai kontrak Rp 367,21 miliar dan berakhir pada Desember 2019.
Secara keseluruhan, progres fisiknya sampai saat ini 47,9 persen. Untuk pekerjaannya dilakukan oleh konsorsium PT Pembangunan Perumahan dan PT Seneca.
Adapun Paket 2 adalah jalan Tele–Pangururan–Nainggolan–Onan Runggu sepanjang 68,43 kilometer yang terdiri dari pelebaran jalan sepanjang 47,1 kilometer dan pemeliharaan jalan sepanjang 21,33 kilometer.
Alokasi anggarannya sebesar Rp 159,24 miliar dan akan selesai pada Desember 2019. Progres fisiknya secara keseluruhan sampai saat ini 75,25 persen, sedangkan pekerjaannya dilakukan melalui kerja sama operasi (KSO) antara PT Gunakarya, Tunas, dan Kurnia.
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pemerintah telah menetapkan 10 KSPN sebagai “Bali Baru” untuk mencapai target 20 juta wisatawan ke Indonesia tahun 2019, salah satunya KSPN Danau Toba.
“Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu, baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur,” ujar Basuki melalui keterangan tertulis, Senin (12/11/2018).
Selama ini akses utama dari Medan menuju ke Danau Toba dan Pulau Samosir melalui Parapat, kemudian menyeberang menggunakan feri.
Dibukanya Bandara Udara Internasional Silangit sebagai bandara internasional memberi alternatif akses menuju Danau Toba dan Samosir sehingga tidak hanya melalui Bandara Kualanamu di Medan.
Kementerian PUPR melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) juga telah membangun menara pandang Kawasan Wisata Tele Geopark Danau Toba di Kabupaten Samosir yang berada di jalan akses menuju Pulau Samosir.
Keberadaan menara pandang itu untuk memberikan kesempatan bagi wisatawan menikmati pemandangan Danau Toba.
Jarak tempuh menuju ke lokasi wisata ini hanya ditempuh dua jam perjalanan dari Bandara Silangit.
Kawasan wisata ini juga dilengkapi fasilitas tempat istirahat (rest area) dua lantai berstandar internasional dan ramah lingkungan.
Di lantai satu terdapat toilet, mushala, ruang menyusui, dan area parkir.
Sementara itu, di lantai dua terdapat area seluas 214 meter persegi berupa rumah kaca sebagai ruang serbaguna berkapasitas 40 orang, spot swafoto, dan balkon.
Rest area Wisata Tele juga dilengkapi dengan instalasi pengolahan air dan limbah sehingga ramah lingkungan.
Pengolahan air baku menjadi air bersih yang dilakukan oleh Balitbang PUPR ini menggunakan teknologi multiple tray aerator dan pengolahan air siap minum melalui teknologi reverse osmosis.
Adapun pengolahan air limbahnya menggunakan teknologi biofil yang merupakan air limbah, kemudian diproses menggunakan sistem anaerobik dalam bak penampungan berkapasitas 5.000 liter yang nantinya dialirkan ke empat kolam sanita.
https://properti.kompas.com/read/2018/11/12/155024121/bagian-dari-kspn-danau-toba-akses-ke-pulau-samosir-diperbaiki