JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan teknologi yang begitu masif menyebabkan sejumlah bisnis properti mengalami disrupsi, tak terkecuali ritel.
Sebut saja peritel furnitur asal Swedia, IKEA. Beberapa waktu lalu, perusahaan yang didirikan Ingvar Kamprad itu batal mengeksekusi pembangunan gerainya dalam waktu berdekatan.
Pada Mei 2018, misalnya, tiga toko yang semula hendak dibangun di Glendale, Arizona; Preston, Inggris; dan Cary, North Carolina, batal dibangun.
Tak selang berapa lama, rencana pembangunan gerai di Nashville juga dibatalkan.
Meski ada yang batal, ada juga rencana pembangunan gerai yang tetap dieksekusi. Misalnya, pembangunan toko di Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta Timur, oleh PT Hero Supermarket Tbk (HERO) selaku pemegang lisensi IKEA di Indonesia.
Direktur Utama HERO Patrik Lindvall menilai, perkembangan teknologi informasi seharusnya bukan menjadi momok yang harus ditakuti.
"Kami melihat bagaimana teknologi merupakan sebuah peluang untuk berkembang. Bagaimana kami menggunakan teknologi itu untuk meningkatkan kemampuan kami," kata Lindvall menjawab pertanyaan Kompas.com, Rabu (7/11/2018) di Jakarta.
Bisnis yang dijalankan IKEA Indonesia, sebut dia, juga menggunakan teknologi sebagai strategi pengembangan dan pendekatan terhadap konsumen.
Sebagai contoh, saat ini katalog produk yang dijual di IKEA Alam Sutera juga dapat dilihat secara daring (online). Dengan demikian, masyarakat pun dapat dimudahkan ketika mencari kode dari katalog produk yang diinginkan.
"Dengan e-commerce, Anda bisa mencari inspirasi dan solusi tentang home furnishing, dan pada saat yang sama Anda tidak perlu menghabiskan waktu untuk datang berbelanja langsung ke toko. Itulah cara kami memudahkan akses masyarakat menjadi lebih baik," imbuh Lindvall.
Untuk diketahui, batalnya rencana pembangunan gerai IKEA di sejumlah negara salah satunya disebabkan perkembangan kondisi ritel yang kurang kondusif. Di samping itu, IKEA berencana untuk mengembangkan bisnis daring.
https://properti.kompas.com/read/2018/11/07/190000621/ikea-manfaatkan-teknologi-untuk-lebih-dekat-dengan-konsumen