JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengakui, bahwa pembangunan rumah instan sederhana sehat (Risha) untuk menggantikan rumah warga yang rusak akibat gempa bumi di Lombok dan sekitarnya berjalan lambat.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini kapasitas produksi Risha hanya 50 unit per hari. Sementara, jumlah rumah yang rusak mencapai 75.000 unit.
Sementara, pembangunan Risha ditargetkan selesai pada Maret 2019 mendatang.
"Butuh sekitar 250-300 unit (produksi per hari)," kata Basuki di kantornya, Senin (5/11/2018).
Salah satu kendala yang dihadapi pemerintah dalam membangun Risha yaitu banyak pekerja yang kurang sungguh-sungguh dalam mengerjakan proyek tersebut.
Misalnya, sehari-hari mereka baru mulai bekerja jam 09.00 Wita, istirahat pukul 14.00 Wita, dan selesai pada 16.00 Wita. Alhasil, pemerintah pun mengerahkan TNI/Polri untuk mempercepat pembangunan Risha.
"Pak Wapres juga menugaskan ke Kadin, 'hei Kadin enggak usah cari kerja, di depan mata sudah ada proyek. Kerjakan itu'," cetus Basuki.
Sementara itu, Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H Sumadilaga, dari total rumah rusak, diperkirakan hanya 45.000 unit di antaranya yang membutuhkan pembangunan ulang dengan konsep Risha.
"Sekarang kami sedang meningkatkan produksi, melibatkan kontraktor lokal, sementara bisa dipercepat. Produksinya sekarang baru 40-50 unti per hari, padahal kebutuhannya bisa 400-500 per hari," tuntas Danis.
https://properti.kompas.com/read/2018/11/05/233000621/pembangunan-risha-di-lombok-berjalan-lambat