Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Hotel Mewah yang Disebut Prabowo dalam Pidato Boyolali

Dalam pidato yang diberi judul "Tampang Boyolali" oleh warganet tersebut, pasangan Sandiaga Uno ini menyebutkan tiga hotel mewah di Jakarta.

Berikut petikan pidato yang diunggah warganet di Youtube dengan durasi kurang dari 2 menit tersebut:

"...saya memberi usia saya untuk bangsa ini, saya memberi jiwa dan raga saya untuk bangsa ini. Tapi begitu saya keliling Jakarta saya lihat gedung-gedung mewah, gedung-gedung menjulang tinggi, hotel-hotel mewah.. sebut saja hotel mana di dunia yang paling mahal, ada di Jakarta...

Ada Ritz Carlton, ada Waldorf Astoria, ada apa lagi (hadirin menyebut Kempinski dan Grand Hyatt), namanya saja kalian nggak bisa sebut, ada St Regis, dan macam-macam itu semua.

Tapi saya yakin kalian tidak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? (Betul, sahut hadirin). Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini."

Dari lima nama hotel yang mengemuka dalam video tersebut tiga di antaranya sudah beroperasi di Jakarta dengan tarif serentang 200 dollar hingga 400 dollar AS per malam.

Ritz Carlton

Brand Ritz Carlton kini berada di bawah naungan imperium rantai bisnis hotel dunia Marriott International. Sebelumnya, Ritz Carlton merupakan bagian dari Starwood Group.

Di Jakarta, terdapat dua hotel Ritz Carlton yang menempati area premium, masing-masing Ritz Carlton Mega Kuningan, dan Ritz Carlton Pacific Place Sudirman CBD.

Keduanya dikembangkan dan dimiliki oleh Century Properties Group Indonesia atau dahulu populer dengan nama Dua Mutiara Group.

Tan Kian merintis kelompok usaha ini sebelum tampuk bisnisnya diserahkan kepada sang putera, Nicholas Tan.

Kempinski

Sementara brand Kempinski dibawa oleh Djarum Group ke Jakarta untuk mengelola Hotel Indonesia dengan skema built, tranfer, and operate (BOT) selama 30 tahun.

Nama fasilitas akomodasi yang berlokasi di Jl MH Thamrin tersebut pun berubah menjadi Hotel Indonesia Kempinski.

Selama 20 tahun pasca Perang Dunia II, tempat ini menjadi satu-satunya hotel mewah bintang lima di kawasan tersebut.

Grand Hyatt

Berikutnya Grand Hyatt Jakarta yang terintegrasi dengan kompleks Plaza Indonesia. Dihadirkan ke ibu kota Indonesia oleh PT Plaza Indonesia Realty Tbk.

Di jajaran "World of Hyatt", merek Grand Hyatt masuk kategori premium atau di bawah level Park Hyatt (luxurious).

Waldorf Astoria

Adapun Waldorf Astoria, datang di Indonesia setelah kesepakatan bersama antara Hilton Worldwide dengan PT Putra Gaya Wahana. 

Merek supermewah ini berada di kompleks pengembangan multifungsi Thamrin Nine, Jakarta Pusat. Hotel ini nantinya menempati bangunan setinggi 74 lantai, dan saat ini sedang dalam masa konstruksi. 

Menurut catatan Kompas.com, keberadaan Waldorf Astoria Hotel & Resorts di Thamrin Nine, melengkapi properti serupa di Mega Kuningan. Dengan demikian, Jakarta akan mengoleksi dua hotel supermewah milik Hilton Worldwide.

Sementara secara nasional, Hilton Worldwide mengoperasikan 4 portofolio dengan merek Waldorf Astoria Hotel & Resorts. Selain di Jakarta, mereka mengelola 96 vila di Bukit Pendawa, Bali.

The St Regis

Berikutnya adalah The St Regis. Adalah Rajawali Property Group yang menjalin kongsi strategis dengan Starwood Hotels & Resorts Worldwide, Inc.

Keduanya menyepakati perjanjian pengelolaan untuk The St Regis Hotel Jakarta dan The Residences at The St Regis Jakarta, pada Kamis (4/2/2016). 

Kesepakatan kerja sama pengelolaan ini berlangsung selama 20 tahun, yang selanjutnya bisa diperpanjang 10 tahun kemudian.

Lokasi fasilitas akomodasi mewah ini berada di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, yang sebelumnya ditempati Four Seasons Jakarta.

Setelah Starwood Group diakuisisi, The St Regis kemudian menjadi bagian dari rantai global bisnis hotel Marriott International.

"Jakarta terkini adalah kumpulan superblok yang mengintegrasikan hunian, hotel, perkantoran sekaligus pusat belanja. Merek-merek dunia ini dihadirkan untuk mendongrak prestise superblok tersebut," jelas Hendra menjawab Kompas.com, Sabtu (3/11/2018).

Terlebih, lanjut Hendra, kemewahan masih diasosiasikan dengan brand hotel kelas dunia. Dan Jakarta masuk radar investor dunia sejak 1990-an.

60 persen

Jakarta kemudian disejajarkan dengan Singapura, Bangkok, Sydney, dan lain-lain. Ketika rantai operator internasional membuka hotel di ketiga kota tersebut, pasti akan mempertimbangkan Jakarta untuk ekspansi mereka di Asia Tenggara.

Fenomena merek-merek dunia itu kian masif sejak siklus properti bergairah kembali pada rentang 2005-2007 yang dimulai dengan JW Marriott dan Ritz Carlton di Mega Kuningan.

"Zaman 1990an sebelum krisis Asia, Jakarta hanya punya Grand Hyatt dan Mandarin Oriental, Shangri La, dan Dharmawangsa," kata Hendra.

Sekarang, seiring pesatnya pembangunan infrastruktur yang disertai meningkatnya populasi kelas menengah, merek hotel global bakal lebih banyak.

Apalagi tingkat hunian atau occupancy rate rata-rata hotel mewah di Jakarta berada pada angka 60 persen.

Hal ini memicu ketertarikan merek lainnya untuk ikut hadir di Jakarta. 

Bahkan, Park Hyatt yang merupakan kelas termewah dari "World of Hyatt", akan meramaikan kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Merek ini digandeng oleh MNC Group.

https://properti.kompas.com/read/2018/11/03/192236921/mengenal-hotel-mewah-yang-disebut-prabowo-dalam-pidato-boyolali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke