JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur, jumlah tenaga kerja konstruksi yang memiliki latar belakang keahlian dan pendidikan cukup masih sangat terbatas.
Mengutip data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jumlah tenaga kerja konstruksi pada 2017 mencapai 8.136.636 orang.
Dari jumlah tersebut, 5,98 juta orang di antaranya merupakan lulusan SD sampai SMA. Sementara, hanya 2,15 juta orang yang merupakan lulusan SMA ke atas.
Adapun jumlah tenaga kerja bersertifikat hanya 5,9 persen atau sekitar 485.000 orang. Klasifikasinya, 68,7 persen atau sekitar 333.000 merupakan tenaga kerja terampil, dan 31,3 persen atau 151 ribu merupakan tenaga kerja ahli.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Syarief Burhanuddin mengatakan, tak haya pembangunan infrastukru, mulai tahun depan pemerintah akan fokus pada penguatan sumber daya manusia (SDM) di sektor ini.
"Kita sadar bahwa infrastruktur tidak bisa berjalan tanpa dukungan SDM," kata Syarief di kantornya, Kamis (25/10/2018).
Di dalam usulan pagu indikatif yang diajukan pemerintah, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi akan mendapatkan anggaran sekitar Rp 558 miliar.
Anggaran tersebut, nantinya akan digunakan sebagian besar untuk membiayai sertifikasi SDM infrastruktur untuk sekitar 200 ribu orang.
"Saat ini kami coba dominasi dengan SDM," kata dia.
Berbagai upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja konstruksi seperti menggunakan metode latih sendir.
Metode ini dilakukan dengan memaksimalkan kinerja Balai Jasa Konstruksi Wilayah, Balai Material Peralatan Konstruksi, dan Balai Penerapan Teknologi Konstruksi.
Kemudian, menggunakan metode latih melalui kerja sama stakeholder konstruksi. Hingga kini telah dilakukan 60 kerja sama antara lain dengan lima kementerian/lembaga, 39 perguruan tinggi/politeknik, asosiasi badan usaha, empat asosiasi profesi dan 12 badan usaha.
Selanjutnya, menggunakan metode latih kerja sama dengan pemda, latih mandiri swasta, serta latih oleh Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK).
https://properti.kompas.com/read/2018/10/25/114633321/mayoritas-tenaga-konstruksi-indonesia-lulusan-sd-sma