Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Desainer Kerajinan Lokal Butuh Dukungan Pemerintah

Selain mempelajari tren yang berlaku di luar negeri, mereka juga memerlukan intervensi Pemerintah Indonesia dalam berbagai bentuk.

Salah satu usaha yang dilakukan yaitu menjalin kerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

"Kami sudah ketemu dengan salah satu deputinya untuk menindaklanjuti kesepakatan dengan memberikan pelatihan kepada produsen," kata Ketua Umum Indonesia Furniture Promotion Forum Erie Sasmito kepada Kompas.com pada pameran Hospitality 2018, di Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Pelaku industri yang menjadi target pelatihan itu adalah desainer lokal yang merancang suatu produk kerajinan dan furnitur.

Adapun materi pelatihan itu antara lain berupa desain produk, perkembangan tren, dan pasar yang sesuai dengan produk dimaksud.

"Jadi misalnya desain itu trennya sekarang bagaimana, cocoknya ke hotel kelas apa, dan pasarnya ke negara mana," ujar Erie.

Dia mengungkapkan, selama ini desainer produk kerajinan hanya membuat desain berdasarkan permintaan konsumen.

Maka dari itu, seharusnya desainer sekarang bisa menghasilkan desain sesuai keterampilan dan kreativitas yang dimiliki.

"Dulu kebanyakan istilahnya jadi tukang jahit. Kalau mereka mau, baru kami bikin. Nah, sekarang kami mau tawarkan yang sudah dibuat," tuturnya.

Menurut Erie, saat ini jumlah desainer produk industri kerajinan masih sedikit. Itulah yang mendorongnya terus mencari dukungan, termasuk dari pemerintah, untuk menghasilkan lebih banyak desainer lagi.

"Sedikit sekali yang punya desainer. Kami ingin ke depan melibatkan lebih banyak desainer, termasuk kerja sama dengan Bekraf dari pemerintah," ucap Erie.

Dia berharap dengan adanya berbagai bentuk bantuan itu bisa tercipta makin banyak desainer lokal yang menghasilkan produk dengan sentuhan desain terkini, bernilai seni, serta tetap berkualitas dan sesuai permintaan pasar.

https://properti.kompas.com/read/2018/10/24/230000121/desainer-kerajinan-lokal-butuh-dukungan-pemerintah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke