Pulau seluas 1.982 meter persegi ini ditempati oleh sekitar 131 orang. Jumlah ini berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Pemerintah Kenya pada 2009.
Namun media The National melaporkan, bahwa populasi di pulau ini mencapai 500 orang. Mayoritas warga di Pulau Migingo merupakan nelayan.
Rumah-rumah di tengah pulau sangat padat, dan hanya menyisakan gang-gang kecil sebagai jalan utama.
Meski tampak terasing, namun di dalam pulau ini terdapat beberapa fasilitas termasuk apotek, salon, dan beberapa hotel kecil.
Meski hanya memiliki ukuran tidak lebih luas dari lapangan sepak bola, namun pulai ini menjadi rebutan dua negara. yaitu Kenya dan Uganda. Kedua negara ini secara sepihak mengklaim kepemilikan atas Pulau Migingo.
Hal ini menyebabkan perang di antara kedua belah pihak. The Independenrt menyebutkan, perang di antara kedua negara ini dianggap sebagai perang paling kecil di seluruh wilayah Afrika.
Perseteruan kedua negara ini bermula ketika Uganda mengeluarkan surat izin bagi nelayan yang ingin mencari ikan di wilayah tersebut.
Para nelayan yang tidak memiliki izin langsung dipenjara. Keputusan ini didasari karena keuntungan yang didapat dari danau tersebut dapat memancing perompak.
Selain itu, perairan di Danau Victoria sangat subur dan kaya akan hasil laut berupa ikan.
Persoalan ini akhirnya berakhir ketika kedua negara tersebut sepakat untuk membagi wilayahnya pada 2009.
Kedua negara tersebut kini memiliki wilayah di Pulau Migingo. Uniknya wilayah yang dimiliki setiap negara tidak lebih luas dari separuh lapangan sepak bola.
Hingga kini, beberapa perseteruan kecil antara kedua negara tersebut masih berlangsung. Pada bulan September kemarin, seorang polisi Kenya dilaporkan memasang bendera negaranya di wilayah konflik pulau. Polisi Uganda kemudian merespon dengan menurunkan bender Kenya.
Konflik ini akhirnya membuat kedua petinggi negara tersebut akan melakukan pertemuan guna membahas masalah ini.
https://properti.kompas.com/read/2018/10/23/221423021/pulau-kecil-ini-jadi-rebutan-dua-negara