JAKARTA, KOMPAS.com – Rehabilitasi dan rekonstruksi rumah dan fasilitas publik di daerah terdampak gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, terus berlanjut.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberi bantuan kepada masyarakat untuk membangun rumah yang hancur akibat gempa dan saat ini ratusan rumah dalam proses pembangunan.
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ketika meninjau daerah terdampak gempa di Lombok, saat ini sudah terbentuk 563 kelompok masyarakat (pokmas) yang dibentuk di tingkat kecamatan dan tersebar di tujuh kabupaten/kota di NTB.
Pokmas merupakan bagian dari keterlibatan masyarakat untuk menjamin penerima bantuan tepat sasaran, yaitu korban bencana yang rumahnya rusak berat.
Rumah yang dibangun berupa Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha), Rumah Instan Kayu (Rika), dan Rumah Instan Konvensional (Riko).
"Untuk progres pembangunan rumah yang tengah dibangun di NTB, yakni 99 Risha, 14 Rika, dan 97 Riko. Selain itu, Kementerian PUPR juga membangun 43 unit percontohan dengan konstruksi Risha, 20 unit di antaranya sudah selesai, dan 23 unit sedang dikerjakan," tutur Basuki melalui keterangan tertulis, Sabtu (20/10/2018).
Dia mengatakan, rumah tahan gempa yang dibangun masyarakat tidak harus menggunakan teknologi Risha, tetapi bisa teknologi lain.
Risha merupakan salah satu metode yang sudah teruji tahan gempa, tetapi jika masyarakat menghendaki Rika atau rumah konvensional, Kementerian PUPR tetap akan mendampingi dengan tim yang terlatih.
Pemerintah pun mempercepat penyaluran bantuan dengan menyederhanakan format pencairan dana perbaikan rumah dari 17 formulir menjadi hanya satu formulir.
Sementara itu, percepatan pembangunan Risha didukung dengan membuka workshop panel Risha untuk memproduksi panel beton dalam skala besar di lima tempat yang dilakukan BUMN Karya dan UMKM.
Dari lima workshop itu, tiga di antaranya merupakan dukungan dari BUMN Karya, yaitu PT Waskita Karya di Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah; PT Wijaya Karya di Kecamatan Labu Api, Kabupaten Lombok Barat; dan PT Hutama Karya di Kabupaten Lombok Barat.
Adapun dua workshop lainnya merupakan produksi UMKM, yakni aplikator Purwoko di Kabupaten Lombok Barat dan aplikator Iskandar di Kabupaten Lombok Timur.
"Kami gerakkan BUMN dan UMKM untuk percepatan. Target produksi panel Risha untuk delapan unit rumah per harinya. Satu rumah itu sekitar 138 panel sehingga satu hari bisa produksi sekitar 800 panel. UMKM juga kami gerakkan dengan harga jual yang sama dengan BUMN," imbuh Basuki.
Selain untuk rumah, rehabilitasi dan rekonstruksi juga dilakukan pada fasilitas publik. Menurut Basuki, Kementerian PUPR sedang menyelesaikan rekonstruksi 587 fasilitas publik yang terdiri dari 420 fasilitas pendidikan, 140 rumah ibadah, 25 fasilitas kesehatan, dan dua pasar.
Sedangkan 50 fasilitas publik yang dikerjakan Kementerian PUPR dilaporkan sudah selesai dibangun.
Fasilitas publik yang sudah selesai dibangun dan bisa digunakan kembali diberikan label sertifikat bahwa bangunan itu telah layak dan aman digunakan, di antaranya RSUD Kota Mataram dan SMPN 6 Mataram.
https://properti.kompas.com/read/2018/10/21/140000721/selain-rumah-fasilitas-publik-di-lombok-juga-direhabilitasi