"Ada dua (yang akan diresmikan), Bocimi dan Pejagan-Pemalang," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di kantornya, Jumat (19/10/2018).
Meski baru Seksi 1, ia meyakini, kehadiran tol sepanjang 54 kilometer itu akan memberikan dampak signifikan dalam mengurai kemacetan yang selama ini terjadi.
"Untuk hindari kemacetan yang parah kita sudah bisa lewat yang 15 kilometer itu," kata dia.
Tol Bocimi terbagi ke dalam empat seksi. Seksi 2 Cigombong–Cibadak sepanjang 11,98 kilometer, Seksi 3 Cibadak–Sukabumi Barat sepanjang 13,7 kilometer dan Seksi 4 Sukabumi Barat–Sukabumi Timur sepanjang 13,05 kilometer.
Berdasarkan data monitoring Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Seksi 3 dan 4 ruas tol yang diambil alih PT Waskita Toll Road pada 2015 lalu itu masih menunjukkan angka 0 persen baik untuk pembebasan lahan maupun konstruksi.
Sementara untuk pembebasan lahan Seksi 2 baru mencapai 20,63 persen dan 0 persen untuk pekerjaan konstruksi.
Kendati belum menunjukkan progres signifikan, Basuki optimistis, pembebasan lahan tidak akan butuh waktu lama.
"Enggak (lama), kalau ini kan dengan UU yang baru, dengan investor yang sudah berjalan, mudah-mudahan enggak ada. Dulu kan ada perubahan investor, karena perubahan 4 kali itu," ujarnya.
Pembangunan tol ini sedianya dimulai pada 1997. Namun karena proses pembebasan lahannya yang sulit, akhirnya pembangunan pun mangkrak.
Tak hanya itu, kepemilikan saham PT Trans Jabar Tol, selaku pengelola jalan tol ini, juga sempat berpindah-pindah. Mulai dari Konsorsoum Bukaka Teknik Utama, Bakrie Group, hingga MNC Group.
Namun karena tak kunjung menunjukkan perkembangan signifikan, Presiden Joko Widodo pada 2015 lalu akhirnya memerintahkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, melalui anak usahanya, Waskita Toll Road, mengambil alih proyek ini.
Sejak diambil alih pada 2015 lalu, kini pekerjaan proyek ini menunjukkan perkembangan positif.
https://properti.kompas.com/read/2018/10/19/233044721/setelah-berkali-kali-ganti-investor-tol-bocimi-segera-diresmikan