JAKARTA, KOMPAS.com - Kiprah arsitek Indonesia tak banyak diakui di dunia. Hanya segelintir arsitek yang namanya patut diperhitungkan dan sudah sering melalangbuana dalam berbagai ajang internasional.
Kendati demikian, bukan berarti para arsitek lokal tidak memiliki kemampuan mumpuni.
Menurut Budi Pradono dari Firma Budi Pradono Architects, salah satu kelemahan arsitek dalam negeri dibandingkan arsitek luar yaitu dalam menjelaskan hasil karya mereka.
"Bagaimana menjelaskan tentang desain itu ke masyarakat. Itu sangat lemah," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (11/10/2018).
Sementara, kebanyakan arsitek luar piawai dalam menjelaskan setiap detail karya yang mereka hasilkan.
Alhasil, masyarakat pun antusias dengan apa yang mereka ciptakan. Kendati hasil karya mereka sebenarnya cukup sederhana.
Di samping itu, keberadaan media juga menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan dunia arsitektur.
Banyak media luar, seperti Archdaily, Dezeen, Architectural Digest, yang secara rutin membahas karya arsitektur.
"Bahkan di sana itu, kalau ada arsitek baru saja mengeluarkan karya selalu diminta untuk segera dikirimkan hasil karyanya ke media untuk diulas. Kalau di kita itu cenderung menunggu," kata Budi.
Oleh karena itu, Budi yang turut menjadi salah satu inisiator kegiata Bintaro Design District (BDD) 2018, berharap, agar ajang ini menjadi tempat latihan bagi para arsitek untuk menyampaikan literasi atas karya mereka ke masyarakat.
"Kami harus mulai dari kecil. Detail. Jadi membangun kesadaran bahwa kita punya potensi," tutup dia.
https://properti.kompas.com/read/2018/10/11/173000221/arsitek-indonesia-masih-lemah-dalam-presentasi-desain