JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah dua tahun terakhir pemerintah memberikan atensi tinggi terhadap wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng).
Sejumlah wilayah di daerah tersebut, seperti Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala, berpotensi terkena dampak besar bila sewaktu-waktu gempa bumi terjadi.
Country Manager Humanitarian OpenStreetMap (OSM) Team Indonesia Yantisa Akhadi menuturkan, pada 2016, BNPB telah bekerja sama dengan pihaknya untuk memetakan potensi bencana yang akan terjadi di Sulteng.
"Jadi ada daftar Kota Palu, itu sebenarnya sudah dibuat sejak 1-2 tahun lalu. Terus ini, Donggala, Sigi, tiga daerah ini sudah masuk daerah rawan bencana," kata Yantisa kepada Kompas.com, Senin (8/10/2018).
Pemetaan tersebut meliputi letak bangunan, fasilitas publik, serta jalan akses yang memudahkan mobilitas masyarakat sehari-hari.
Menurut Yantisa, selain ketiga wilayah tersebut, sejauh ini sudah ada 136 kabupaten/kota lain yang juga telah dipetakan kerawanannya.
Meski demikian, ia mengaku, tidak bisa diketahui sejauh apa dampak terhadap wilayah tersebut saat gempa terjadi.
"Ini di sesi kedua ini kami fokus di daerah Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Maluku Utara. Termasuk Palu dan Donggala, karena kedua wilayah ini sudah diminta oleh BNPB sebelum ada bencana," tutur Yantisa.
OSM kemudian bergerak dengan membuka Task Manager di wilayah masing-masing. Hasil dari pemetaan tersebut kemudian disampaikan kepada BNPB sebagai salah satu bahan pertimbangan.
Dilansir dari laman InaRISK milik BNPB, Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi termasuk ke dalam wilayah yang paling rawan terkena dampak gempa.
Bahkan, bila gempa bumi terjadi dapat dipastikan 100 persen dari total penduduk di ketiga wilayah tersebut akan merasakan dampaknya.
Tak hanya itu, penduduk di ketiga wilayah ini juga diketahui sangat rentan terhadap bencana kekeringan.
Namun, Yashinta menyayangkan, tingkat pemahaman penduduk atas bahaya bencana masih rendah.
Berikut keterangan lengkapnya:
1. Kota Palu (368.035 jiwa)
Banjir: 36% (jiwa terpapar) : 64% (jiwa tidak terpapar)
Kekeringan: 100% (jiwa terpapar)
Tsunami: 2% (jiwa terpapar) : 98% (jiwa tidak terpapar)
Gempa bumi: 100 % (jiwa terpapar)
Tanah longsor: 1% (jiwa terpapar) : 99% (jiwa tidak terpapar)
Banjir bandang: 1% (jiwa terpapar): 99% (jiwa tidak terpapar)
Tingkat kapasitas daerah rendah
2. Kabupaten Sigi (229.305 jiwa)
Banjir: 25% (jiwa terpapar) : 75% (jiwa tidak terpapar)
Kekeringan: 100% (jiwa terpapar)
Gempa bumi: 100% (jiwa terpapar)
Tanah longsor: 16% (jiwa terpapar) : 64% (jiwa tidak terpapar)
Banjir bandang: 9% (jiwa terpapar) : 91% (jiwa tidak terpapar)
Tingkat kapasitas daerah sedang
3. Kabupaten Donggala (293.576 jiwa)
Banjir: 30% (jiwa terpapar) : 70% (jiwa tidak terpapar)
Kekeringan: 100% (jiwa terpapar)
Tsunami: 8% (jiwa terpapar) : 92% (jiwa tidak terpapar)
Gempa bumi: 99% (jiwa terpapar) : 1% (jiwa tidak terpapar)
Tanah longsor: 13% (jiwa terpapar) : 87% (jiwa tidak terpapar)
Banjir bandang: 100 % (jiwa tidak terpapar)
Tingkat kapasitas daerah rendah
https://properti.kompas.com/read/2018/10/08/225339921/tiga-wilayah-di-sulteng-paling-rawan-gempa-dan-kekeringan