Terpanjang di Kalteng, Jembatan Tumbang Samba Selesai November 2019

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan Jembatan Tumbang Samba sebagai penghubung Desa Telok dan Desa Samba Danum, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah.

Menurut Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI Banjarmasin Timbul Pasaribu, sampai 4 Oktober 2018, progres fisik konstruksi jembatan ini mencapai 67,54 persen dengan sisa pekerjaan penyambungan bentang tengah.

Sesuai kontrak, pihaknya berharap jembatan itu bisa difungsikan pada November 2019.

Jembatan ini dibangun dari tahun 2017 dengan nilai kontrak multiyears sebesar Rp 284,31 miliar.

Secara keseluruhan, jembatan yang terbentang sepanjang 843,2 meter itu akan menjadi yang terpanjang di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai”.

Selain itu, akan dilengkapi dengan jembatan penghubung dan jalan pendekat di kedua sisinya.

Terkait pembebasan lahannya, hal itu sudah diselesaikan sejak tahun 2016, sebelum proyek tersebut dikerjakan.

Adapun pembangunannya dilakukan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang memproduksi sendiri pelengkung baja jembatan tersebut.

Seperti disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, keberadaan infrastruktur jembatan, flyover, dan underpass akan memperlancar konektivitas dan aksesibilitas lalu lintas.

Di samping itu, memberikan alternatif bagi warga untuk meningkatkan produktivitas perekonomian.

“Jembatan perlu dibuat indah dengan memasukkan elemen budaya lokal sehingga bisa menjadi kebanggaan masyarakat dan menambah estetika kota,” ujar Menteri Basuki melalui keterangan tertulis, Kamis (4/10/2018).

Jembatan Tumbang Samba ini akan membuka daerah yang terisolasi di utara Katingan dan menjadi bagian jalan nasional dari Kalimantan Tengah menuju Provinsi Kalimantan Barat dan sebaliknya.

Dengan demikian, diharapkan membawa efek positif bagi kegiatan perekonomian masyarakat di wilayah utara Katingan.

Kehadiran jembatan yang melintasi Sungai Katingan ini juga mempermudah masyarakat bagian hulu atau utara Kabupaten Katingan yang menyeberangi sungai menggunakan kapal feri.