Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Semangat Tinggi Bangkit Kembali di Desa Loli

DONGGALA, KOMPAS.com - "Kami sudah tak betah di pengungsian. Kami butuh rumah dibangun kembali"....

Harapan Nismawati adalah harapan warga korban bencana yang menetap sementara di Posko Loli Saluran, Desa Loli, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala.

Perempuan 42 tahun dengan satu anak ini menyampaikan harapannya kepada Presiden Joko Widodo yang berkunjung ke Posko Loli Saluran pada Rabu (3/10/218).

"Kami ingin kembali hidup normal. Beraktivitas seperti biasa. Anak-anak juga butuh sekolah. Mereka sudah tak tahan ingin kembali sekolah. Tapi mau bagimana lagi, rumah habis, sekolah hancur," tutur Nismawati kepada Kompas.com.

Hal senada disampaikan Ima Masjida, warga Loli Tasiburi yang rumahnya rusak berat.

"Kalau sudah punya rumah lagi, kami bisa menyiapkan semua keperluan anak sekolah," kata dia.

Menurut Nismawati dan Ima, sebagian besar pengungsi di Posko Loli Saluran, tak memiliki rumah lagi karena tersapu tsunami.

Sementara sebagian lagi rusak berat dan tidak bisa diperbaiki lagi. Ada yang strukturnya hancur, atap dan tiang rumah roboh, asa pula yang hanya tersisa ruangan dapur. 

Camat Banawa Tasmin mengatakan, rumah hancur, rusak berat, termasuk hilang, sebanyak 800 unit. 

"Itu angka sementara. Kami memang butuh membangun rumah kembali. Kalau sumber air masih banyak tersedia. Karena Loli diapit pegunungan dan pantai," jelas Tasmin.

Semangat bangkit

Nismawati mengatakan, dirinya sudah tak betah tinggal di pengungsian. Demikian pula anak-anaknya.

Mereka, akunya, justru kerap merengek-rengek minta sekolah lagi. 

"Semangat mereka tinggi sekali. Minta buku, minta diajarin, minta berhitung dan lain-lain," cerita Nismawati yang memiliki anak siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD).

Ketika pagi tiba, tambah Ima yang punya 3 anak usia SD, dan SMP, mereka mengajak ibunya untuk bermain matematika dan tebak-tebakan gambar hewan.

"Si bungsu (usia SD kelas 2), terus saja minta saya main berhitung. Saya kasih dia batu-batuan agar dihitung. Dia senang sekali," tutur Ima.

Dia menceritakan, anak-anak para pengungsi lain juga demikian. Keinginan mereka untuk bersekolah lagi demikian tinggi.

"Kami tak ingin meratap bersedih terus," cetus Nismawati.

Karena itu, mereka melakukan hal-hal yang mereka bisa. Mulai dari memasak di dapur umum, membuat "ruang belajar" khusus untuk anak-anak, mencuci baju, perangkat makan, dan lain sebagainya secara bersama-sama. 

Tak ada yang mementingkan diri sendiri, semua bisa saling mengandalkan satu sama lain. Mereka saling memahami bahwa bencana memang sudah terjadi dan meratapi nasib adalah bukan solusi.

Bangkit merupakan jalan terbaik untuk menata hidup normal kembali. 

"Kami siap membangun kembali rumah rusak dan hilang. Pemerintah juga harus bantu kami," ujar Tasmin.

Presiden Jokowi sendiri mengupayakan rekonstruksi dan rehabilitasi akan dilakukan segera setelah proses evakuasi selesai.

"Karena masih banyak korban yang tertimbun reruntuhan bangunan belum dievakuasi. Jadi, sabar," kata Jokowi.

Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengusahakan upaha pembersihan Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala akan selesai dalam dua pekan.

"Dalam dua pekan seluruh kota harus bersih dari puing dan reruntuhan bangunan," cetus Basuki.

https://properti.kompas.com/read/2018/10/04/080627521/semangat-tinggi-bangkit-kembali-di-desa-loli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke